REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina EP dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mulai melakukan investigasi atas peristiwa kebakaran yang melanda CPP Gundih di wilayah kerja Asset 4 Pertamina EP. Kebakaran tersebut terjadi pada Kamis (9/4) pekan lalu.
Tim terdiri dari tim Investigasi Insiden Kebakaran Unit Thermal Oxidizer (TOX) CPP Gundih Cepu Field yang dipimpin oleh Antoni Lubis, dengan disertai oleh Manager Senior Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkungan SKK Migas, Kosario M Kautsar.
“Kami yang terdiri dari berbagai fungsi di SKKMigas turut prihatin dengan kejadian yang dialami oleh Pertamina EP Asset 4 Cepu Field. Tentunya tidak ada pihak yang mengharapkan ini bisa terjadi,” kata Kosario, Senin (14/4).
Kosario menuturkan proses investigasi ini untuk menggali informasi dan melakukan analisa terhadap semua aspek, utamanya peralatan serta teknis pengoperasian.
Sementara itu, Antoni menyatakan investigasi akan fokus pada upaya perbaikan dan peningkatan kehandalan dari sistem operasi peralatan kendali operasi di kemudian hari agar permasalahan serupa tidak terjadi lagi.
“Kami berharap dapat segera menemukan masalah utamanya, sehingga dapat disusun langkah perbaikan yang dibutuhkan agar operasional dapat segera normal kembali”, ujar Antoni.
Gangguan di area Thermal Oxidizer (TOX) CPP Gundih mengakibatkan berhentinya aliran untuk para konsumen termasuk yang dialirkan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
General Manager Asset 4 PT Pertamina EP, Agus Amperianto, mengapresiasi berbagai pihak yang telah mendukung proses pemulihan pengaliran gas dari CPP Gundih
“Kami sampaikan permohonan maaf dikarenakan kejadian ini, operasi belum normal dan belum bisa melakukan penyaluran gas kepada konsumen. Kami berterima kasih kepada PGN yang membantu untuk tetap menyalurkan gas kepada masyarakat yang sudah terkoneksi dengan jaringan gas”, kata Agus.
Dia menuturkan Sabtu (11/4), operasi CPP Gundih masih shutdown. Pertamina EP mengikuti arahan dari SKK Migas agar akar penyebab masalah dicek secara menyeluruh.
“Kami berharap seluruh stakeholder dapat bersabar sejenak, sembari kami menyelesaikan perbaikan dan semoga dalam waktu dekat operasi CPP Gundih normal kembali,” kata Agus.