Senin 13 Apr 2020 17:41 WIB

Tiga Penyakit Hati yang Utama

Tiga penyakit hati yang utama adalah sombong, riya, dan hasad

Susunan bunga berbentuk hati (ilustrasi)
Foto: ©wallpaper.com
Susunan bunga berbentuk hati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memiliki hati yang bersih merupakan kunci bagi seorang hamba untuk meraih keselamatan di dunia dan akhirat. Sebab, akan datang satu masa ketika harta dan anak-keturunan tidak lagi berguna. Mereka semua tidak mampu memberikan pertolongan kepada seorang hamba. Pertolongan datang bila orang tersebut menghadap kepada Allah dengan qolbun salim.

Istilah qolbun salim dapat ditemukan dalam Alquran, surah asy-Syu'ara ayat 88-89. Yang dimaksud dengan qolbun salim atau "hati yang selamat" pada pengujung ayat itu adalah salamatus sudur atau selamatnya badan seorang hamba dari penyakit-penyakit hati yang pokok.

Baca Juga

Apa sajakah itu? Pertama, al-kibru alias kesombongan. Penyakit ini bisa menghapus nilai pahala segala bentuk amal saleh yang dilakukan seorang hamba.

Orang yang sombong dalam hatinya telah merasa menjadi tuhan. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW: "Allah itu indah menyukai sikap berhias. Sombong itu menolak kebenaran dengan takabur dan merendahkan orang lain." (HR Muslim 275).

Kesombongan sering tak tampak, tetapi akibat bahayanya memunculkan penyakit hati lainnya, yakni takabur. Ini berarti merendahkan orang lain dan merasa diri sendiri yang paling besar.

Pokok penyakit hati yang kedua adalah riya. Maknanya, seorang hamba berbuat amal saleh, tetapi berharap mendapatkan pujian dari orang.

Penyakit ini sangat dahsyat dampaknya dalam merusak iman dan kehidupan seorang hamba. Sebab, penyakit riya mengesampingkan Allah sebagai tujuan dari setiap amal saleh yang dilakukan. Alhasil, riya tergolong syirik kecil.

Orang yang riya dalam hidupnya akan senantiasa kelelahan karena terus mencari dunia agar dirinya bisa diagungkan oleh orang lain. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menjelaskan, "Sesungguhnya yang paling kukhawatirkan akan menimpa kalian adalah syirik asghar."

Para sahabat bertanya, apa itu syirik asghar. Beliau bersabda, "Syirik asghar adalah riya. Allah berkata kepada mereka yang berbuat riya pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka. Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya di dunia. Lalu, lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?" (HR Ahmad).

Pokok penyakit hati yang ketiga adalah hasad. Seorang yang hasad tak akan menyukai kebaikan yang diperoleh orang lain. Sehingga, dari sifat hasad menimbulkan penyakit lainnya, seperti gibah bahkan fitnah.

Orang yang hasad akan mulai membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain yang tidak disukainya karena memperoleh kebaikan atau kebahagiaan juga penghargaan.

Ia akan merasa hanya dirinya lebih pantas memperoleh segala bentuk kebaikan dibanding dengan saudaranya itu. Pada akhirnya, orang yang hasad akan melakukan gibah hingga fitnah untuk menjatuhkan saudaranya.

Lebih parah lagi, bila seorang yang hasad kemudian memprotes takdir Allah yang memberikan kebaikan kepada orang lain. Ia berkata: "Ya Allah, aku ini lebih hebat, mengapa justru dia yang diberikan lebih."

Padahal, Nabi SAW telah berpesan, "Hati-hatilah kalian dari hasad karena sesungguhnya, hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau semak belukar (rumput kering)." (HR Abu Dawud).

sumber : Dialog Jumat Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement