Senin 13 Apr 2020 18:51 WIB

'Perang Lawan Covid-19 Butuh Gotong-Royong Warga'

Kestabilan ekonomi menjadi paling vital bagi masyarakat dan negara.

Red: Fernan Rahadi
Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk.
Foto: Republika/Wihdan H
Pakar psikologi politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan status darurat kesehatan terhadap Pandemi virus corona (Covid-19). Bahkan Provinsi DKI Jakarta telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Jumat (10/4) lalu untuk mencegah penyebaran virus yang mudah menular ini.

PSBB sebenarnya hanyalah instrumen kebijakan semata. Namun sejatinya strategi penting dalam melawan virus corona ini adalah dengan melakukan perang semesta yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia secara langsung secara bersama-sama dalam melawan virus ini.

Guru Besar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia (UI) Prof Hamdi Muluk mengatakan bahwa dalam menghadapi pendemi ini maka solidaritas dan kesadaran bersama bisa dikuatkan dengan memanfaatkan modal sosial bangsa yang kuat. Karena bangsa ini mempunya modal sosial yang kuat  seperti gotong royong, misalnya bergotong royong untuk diam di rumah untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.

“Sekarang tradisi-tradisi gotong royong itu dimanfaatkan lagi, termasuk solidaritas gotong royong dalam membantu ekonomi sesama warga bangsa. Kalau ada orang-orang di komplek atau kampung kita, dan kita tahu dia system kerjanya harian dan secara ekonomi dia terkena dampak dari PSBB itu lalu tidak bisa kerja. Masyarakat tentu bergotong royong bikin sumbangan, kirim sembako agar kebutuhan ekonominya tetap berjalan,” tutur Hamdi pekan lalu