REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Kali Lamong atau anak sungai Bengawan Solo yang berada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kini berstatus merah. Luapan air dari Kali Lamong telah merendam sedikitnya tujuh kecamatan dan 23 desa di wilayah itu.
"Persoalannya sama, yakni curah hujan tinggi dan luapan air dari sungai. Namun, dari semua wilayah yang terdampak hanya Desa Morowudi yang menutup akses jalan raya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, Tarso Sagito saat dikonfirmasi di Gresik, Senin (13/4).
Tarso menjelaskan, status merah yang ada di Kali Lamong diartikan bahwa debit air masih terpantau cukup tinggi, sehingga selain merendam rumah warga, banjir juga mengakibatkan petani gagal panen.
Ia menyebutkan, rinciannya lahan sawah yang terendam di wilayah Kecamatan Cerme meliputi Desa Morowudi 50 hektare, Desa Dungus 70 hektare, dan Desa Iker-Iker Geger 70 hektare, dengan ketinggian air bervariasi dari 20 hingga 50 cm.
"Yang paling terdampak adalah Jalan Morowudi aksesnya terputus akibat luapan banjir. Kami sudah koordinasi dengan musyawarah pimpinan kecamatan (muspika) dan kepala desa setempat," katanya.
Salah satu warga, Sofian mengatakan, akibat banjir warga sekitar terpaksa memblokir jalan dan melarang semua jenis kendaraan melintas di jalan tersebut. "Kami sengaja memblokir, karena banyak kendaraan besar seperti 'dump truck' memaksa masuk, dan ketika melintasi banjir malah menciptakan ombak besar," katanya.
Sofian mengaku pemblokiran jalan sempat dilarang petugas kepolisian, namun warga memaksa karena ombak besar hasil lintasan truk membuat warga resah dan banjir semakin masuk ke rumah-rumah warga.