REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Food Station Tjipinang Jaya menyatakan siap mengantisipasi Ramadhan dan Idul Fitri dengan menyiapkan stok pangan yang lebih dari cukup. "Food Station melakukan kegiatan rutin dan masif, dalam menghadapi Ramadhan dan kebaran, kita sudah melakukan antisipasi sebelumnya dengan menyiapkan stok kebutuhan pangan," kata Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya, Arief Prasetyo Adi saat dihubungi di Jakarta, Senin (13/4).
Menurut Arief, beras yang harus tersedia adalah sebesar 25 ribu ton yang diproyeksikan untuk kebutuhan 15 hari. "Jika kurang dari 25 ribu ton, kita minta Bulog untuk segera mengguyur," ucap dia.
Saat ini, stok PT Food Station ada sebanyak 7.300 ton. Ditambah stok Bulog Divre Jakarta-Banten sebanyak 353 ribu ton. "Artinya, stok ini bisa tahan sampai dua bulan. Sehingga kalau tidak ada barang masuk, stok ini bisa aman dua bulan. Tapi sekarang ini beras setiap hari selalu ada yang masuk. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," katanya.
Untuk komoditas bawang putih, Arief mengatakan, Indonesia memiliki cukup banyak persediaan. Apalagi ditambah akan masuk 40 kontainer bawang putih dari China dalam dua pekan ini dengan volume satu kontainer berisi 29 ton. "Jadi sampai persiapan puasa dan lebaran akan aman. Lalu, Menteri Perdagangan juga sudah membuka kran impor, hingga 31 Mei idak perlu persetujuan impor," katanya.
Kalau dulu, harus ada persetujuan impor. Tidak hanya untuk Food Station, tapi seluruh importir. "Tapi nanti dikhawatirkan akan kelebihan suplai bawang putih, karena seluruh pihak berebut impor dari sekarang," tuturnya.
Adapun komoditas lainnya, seperti minyak, Food Station mengaku memiliki stok minyak 50 ribu hingga 60 ribu liter. Stok gula yang sempat sulit terpenuhi dengan masuknya 1.500 ton gula dari Jawa Timur. "Lalu untuk sepanjang pekan ini akan masuk lagi 2.250 ton gula, setiap harinya beragam. Ada yang 20 ton, 30 ton atau 50 ton. Stok gula ini Insya Allah cukup, hanya kita perlu waktu untuk mengemasnya dalam kemasan satu kilogram," kata dia.
Ramadhan dan Idul Fitri diperkirakan akan terjadi di tengah pandemi Virus Corona Covid-19 di Jakarta. Saat ini di Jakarta diberlakukan PSBB sejak Jumat (10/4) lalu dengan berbagai pembatasan. Mulai dari meliburkan sekolah, pembatasan kegiatan di lingkungan kerja dan pembatasan transportasi publik (jadwal dan penumpang).
Selain itu juga penutupan tempat wisata, pembatasan kegiatan ibadah, pembatasan kegiatan di luar rumah dan keharusan menggunakan masker. Hal itu dilakukan bertujuan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.