Selasa 14 Apr 2020 00:06 WIB

KNEKS Imbau Industri Pariwisata Halal Berkolaborasi

Industri pariwisata harus fokus pada sisi penyelematan terlebih dahulu.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Suasana sepi di objek wisata Bukit Paralayang, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Industri pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak oleh wabah Covid-19.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Suasana sepi di objek wisata Bukit Paralayang, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Industri pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak oleh wabah Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak oleh wabah Covid-19. Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar menyampaikan, tidak terkecuali sektor pariwisata halal.

"Dampak Covid-19 sangat luar biasa, efek ke pariwisata halal tentunya sama dengan industri Pariwisata secara umum," katanya kepada Republika.co.id, Senin (13/4).

Baca Juga

Di masa seperti ini, Afdhal menyampaikan industri harus fokus pada sisi penyelematan terlebih dahulu. Bagaimana para pelaku industri mampu bertahan dalam kondisi minim permintaan, dengan tetap menjaga SDM pariwisata.

Afdhal menyampaikan, mereka yang terkena dampak perlu lebih diperhatikan, misal dengan mengalihkannya untuk kegiatan ekonomi yang lain. Ia mencontohkan,  hotel atau akomodasi bisa dimanfaatkan sebagai layanan isolasi mandiri, khususnya untuk segmen manula yang tinggal sendiri tanpa keluarga. 

Meski demikian, ini masih perlu dikaji lebih lanjut dengan mempertimbangkan permintaan pasar dan kapasitas operasional, termasuk kesiapan sarana dan prasarana pendukung. "Intinya saat ini harus saling membuka informasi sebanyak-banyaknya dengan stakeholder lain, dan mencari kemungkinan mana saja yang bisa dilakukan kolaborasi," katanya.

Afdhal menyampaikan KNEKS terus memantau perkembangan industri ekonomi syariah dan industri halal setiap harinya. Meski belum bisa memperkirakan dampak secara terukur, ia meyakini industri terkena imbas signifikan.

Bagaimanapun, kata dia, semua pihak harus bersiap pada kondisi yang dipenuhi ketidakpastian ini. Ia meminta para pelaku industri untuk terus berdoa, bersemangat, dan bersabar di tengah ujian ini. Sambil terus berusaha untuk meminimalisir dampak Covid-19, dan berbuat kebaikan pada sesama.

"Insya Allah ini akan ada jalan keluarnya, Allah bersama orang-orang yang sabar," kata dia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement