REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bantuan alat pelindung diri (APD) untuk para petugas medis di Kota Tasikmalaya dalam menangani pasien Covid-19 terus berdatangan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satunya adalah bantuan yang diberikan oleh serikat karyawan Bank BJB Kota Tasikmalaya.
Perwakilan serikat karyawan Bank BJB, Nandang mengatakan, bantuan berupa 100 set APD ditujukan untuk para petugas medis yang menjadi garda terdepan dalam menangani pasien corona. Sebagai warga, pihaknya ingin ikut berkontribusi untuk dapat membantu memberantas dan melawan virus corona. "Mudah-mudahan itu bisa membantu para pejuang dalam menangani Covid-19," kata dia, Senin (13/4).
Selain memberikan APD, serikat karyawan BJB Kota Tasikmalaya juga memberikan bantuan masker sebanyak 360 buah, 30 botol cairan pencuci tangan, dan 1.000 butir multivitamin. Bantuan itu diserahkan melalui Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk diberikan kepada para petugas medis.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengapresiasi berbagai pihak yang masih peduli dalam penanganan wabah corona di wilayahnya. Dia mengatakan, APD sangat dibutuhkan para tenaga medis.
"Mereka adalah petugas yang selama ini melakukan kontak langsung dengan para pasien corona yang selama ini dirawat di beberapa rumah sakit di Kota Tasikmalaya," kata dia.
Selain dari serikat karyawan Bank BJB, bantuan APD datang dari Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) cabang Kota Tasikmalaya. Sekira 200 set APD diserahkan ke Polres Tasikmalaya Kota untuk para petugas medis kepolisian, penyelidik serta petugas identifikasi yang bekerja di lapangan.
Ketua HDCI Kota Tasikmalaya Herdi Suganda mengatakan, APD itu sengaja diberikan kepada petugas kepolisian, yang suatu saat dapat berhadapan langsung dengan pasien Covid-19. "Karena polisi juga dapat bersentuhan langsung ke pasien Covid-19 juga," kata dia.
Sebelumnya, HDCI Kota Tasikmalaya memberikan bantuan serupa kepada para petugas medis di Kota Tasikmalaya. Karena itu, kali ini bantuan diberikan kepada petugas kepolisian.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto mengatakan, sejumlah aparat kepolisian juga dapat secara sadar atau tidak sadar bersentuhan dengan pasien Covid-19. Khsususnya, dokter polisi atau tim identifikasi, yang bertugas ketika ada penemuan warga meninggal tanpa sebab yang jelas.
"Ini akan dipakai untuk petugas medis, penyidik, penyelidik, atau tim identifikasi yang bertugas di lapangan. Misal kalau mereka mendatangi TKP, itu sangat diperlukan," kata dia.