REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tottenham Hotspur akhirnya menarik kembali keputusan untuk menggunakan dana pemerintah melalui skema cuti. Keputusan terbaru itu diambil petinggi Spurs setelah mendapatkan kritik keras dari suporter.
Akhir Maret lalu, bos Spurs Daniel Levy, akan mengurangi gaji 550 anggota staf sebesar 20 persen. Sementara, Levy berusaha untuk menggunakan dana pemerintah, sejumlah staf diberikan cuti atau dirumahkan.
Manajemen the Lilywhites pun dikecam oleh suporter karena mengambil langkah tersebut. Namun, hari ini Spurs berbalik arah dan memutuskan semua staf non-pertandingan akan menerima gaji secara penuh untuk April dan Mei.
''Kami sadar banyak suporter menentang keputusan yang kami buat untuk memberikan cuti staf, yang tidak bisa melakukan pekerjaan mereka dari rumah, karena sifat pekerjaan mereka. Kami berniat menerapkan, jika mungkin, skema simpanan jaminan kerja corona (CJRS), yang dibuat untuk memastikan bahwa pekerjaan dan lapangan kerja dilindungi,'' ujar Spurs dalam sebuah pernyataan dikutip dari Sky Sports, Selasa (14/4).
Spurs sadar keputusan itu ditentang habis-habisan oleh para fan, yang juga dilakukan oleh fan klub-klub Liga Primer Inggris lainnya. Meskipun, klub finalis Liga Champions musim lalu itu juga mendapatkan tekanan dari bisnis lain, yang mendukung untuk menggunakan skema CJRS dari pemerintah. ''Melihat sentimen suporter terkait skema ini, sekarang kami tidak berniat menggunakan CJRS sampai akhir Mei,'' tegas Spurs.