REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Jumlah kematian akibat virus corona di Amerika Serikat (AS) menembus lebih dari 23 ribu jiwa pada Senin (13/4) waktu setempat. Para pejabat memprediksi pekan ini akan menjadi puncak pandemi.
AS merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar ketiga di dunia. Negara yang dipimpin Donald Trump itu telah mencatat kematian Covid-19 paling tinggi daripada negara lain. Kasus infeksi positif di AS juga tercatat tertinggi dengan hampir 581 ribu kasus. Sebagai catatan, seluruh dunia mencatat ada 1,9 juta kasus Covid-19.
Menurut perhitungan Reuters, kematian dilaporkan pada Ahad (12/4) berjumlah 1.513 yang merupakan peningkatan terkecil sejak 6 April yang sebanyak 1.309 kematian. Johns Hopkin University and Medicine mencatat, 581.918 kasus infeksi positif Covid-19 di seluruh AS, sementara 23.608 meninggal dunia.
Negara Bagian New York menjadi pusat konsentrasi di dalam dan sekitar wilayah dengan lebih dari 10 ribu kematian. New York memiliki populasi penduduk sekitar 8,4 juta orang.
Negara Bagian Wyoming menjadi negara bagian terakhir di AS yang melaporkan kematian pertamanya pada Senin. Pembatasan untuk tetap berada di rumah demi mengekang penyebaran penyakit telah berlangsung selama lebih dari dua pekan.
Akibatnya, ekonomi terpukul. Bisnis tutup dan perjalanan dibatasi. Namun, pejabat setempat malah berdebat akan membuka kembali beberapa sektor. Pemerintah Trump telah mengindikasikan 1 Mei sebagai tanggal potensial untuk kmeredakan pembatasan meski mendesak kehati-hatian yang sangat.