Selasa 14 Apr 2020 10:33 WIB

Pemprov Jatim Siapkan Lumbung Pangan

Saat ini, Jatim memiliki 3,3 juta ton beras.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak (kedua kanan), Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Heru Tjahjono (kiri) serta Dirut RSUD dr Soetomo Joni Wahyuhadi (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait data terbaru peta persebaran COVID-19 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/3/2020). Berdasarkan data terbaru pada Selasa (24/3/2020) jumlah orang dalam pantauan (ODP) sebanyak 2
Foto: ANTARA/moch asim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak (kedua kanan), Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Heru Tjahjono (kiri) serta Dirut RSUD dr Soetomo Joni Wahyuhadi (kanan) menyampaikan keterangan pers terkait data terbaru peta persebaran COVID-19 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/3/2020). Berdasarkan data terbaru pada Selasa (24/3/2020) jumlah orang dalam pantauan (ODP) sebanyak 2

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan stok pangan di Jatim dalam keadaan aman di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19. Bahkan Khofifah menjamin, kebutuhan bahan pokok bisa mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Juni 2020.

Stok beras contohnya, Khofifah mengatakan, saat ini Jatim memiliki 3,3 juta ton beras. Sementara kebutuhan hingga Juni diperkirakan hanya 2,1 juta ton beras.

"Saya konfirmasi Kepala Dinas Pertanian. Stok beras kita hari ini sekitar 3,3 juta ton. Kita menghitung, sampai Juni kebutuhannya sebanyak 2,1 ton," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (14/4).

Demi memastikan keamanan stok pangan di Jatim tersebut, Khofifah mengakui Pemprov Jatim telah menyiapkan lumbung pangan yang akan segera dia luncurkan dalam waktu dekat ini. Lumbung pangan ini akan menyediakan kebutuhan seperti beras dengan harga terjangkau. Agar proses distribusi makin mudah, Pemprov juga akan menggandeng perusahaan aplikasi transportasi.

"Sebenarnya ini belum mau saya sampaikan sekarang, nunggu nanti kalau pas launching. Tapi nggak apa-apa saya jelaskan sedikit. Kami juga sudah menghitung kemungkinan bebas ongkir (ongkos kirim) seperti apa," ujar Khofifah.

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak menambahkan, pada Maret dan April 2020, ada sawah seluas 433 ribu hektare yang akan panen padi. Jumlah panen ini cukup besar untuk menstabilkan stok pangan.

"Beras kondisi baik. Artinya tersedia. Gula memang sempat ada backlog, karena stoknya sangat sedikit. Lalu minyak goreng, kami lihat harga minyak kelapa sawit dunia kondisinya relatif terkendali. Makanya harganya agak turun," kata Emil.

Selain memantau ketersediaan barang pokok, Emil memastikan Pemprov Jatim terus berupaya agar harga bahan-bahan pokok tetap terkendali di tengah wabah virus corona. Emil menegaskan, pohaknya terus memantau pergerakan harga kebutuhan pokok, dan akan mengambil langkah ketika harga mulai tak terkendali.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta Mendagri Tito Karnavian agar mengingatkan kepala daerah untuk memastikan keamanan stok dan menjaga kestabilan harga bahan pokok di tengah wabah Covid-19. Karena berdasarkan Organsiasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) akan terjadi kelangkaan pangan dunia setelah pandemi virus corona terjadi di ratusan negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement