Selasa 14 Apr 2020 13:06 WIB

Mahasiswa Nekat Mudik Walau Terindikasi Covid-19

Mahasiswa yang mudik terindikasi Covid-19 dan ditolak masuk kampung oleh warga

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga melintas dekat spanduk ajakan tidak mudik menjelang puasa dan lebaran di Terminal Bis Kota Serang. Mahasiswa yang mudik terindikasi Covid-19 dan ditolak masuk kampung oleh warga. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Warga melintas dekat spanduk ajakan tidak mudik menjelang puasa dan lebaran di Terminal Bis Kota Serang. Mahasiswa yang mudik terindikasi Covid-19 dan ditolak masuk kampung oleh warga. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Seorang mahasiswa asal kabupaten Lembata yang menempuh pendidikan di Yogyakarta yang dilaporkan terindikasi terpapar virus corona nekat mudik. Dia melakukan perjalanan dari Yogyakarta melalui jalur tikus setelah mengetahui salah satu temannya meninggal akibat Covid-19.

"Saat ini mahasiswa itu sedang kami isolasi di ruang isolasi menunggu sampai yang bersangkutan sembuh," kata Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langgodai saat dikonfirmasi Antara dari Kupang, Selasa (14/4).

Baca Juga

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan adanya laporan seorang mahasiswa yang nekat pulang ke kampung halamannya. Padahal, pemerintah setempat telah mengimbau para orang tua  melarang anak-anaknya yang kuliah di wilayah pandemi untuk tidak mudik dulu ke kampung halaman.

Thomas mengatakan mahasiswa tersebut saat tiba di kampung halamannya ditolak oleh masyarakat. Bahkan keluarganya juga menolak untuk masuk ke kampung itu atau ke rumahnya.

Mahasiswa tersebut juga diminta untuk mengisolasi diri di tempat isolasi yang sudah disiapkan oleh pemerintah kabupaten Lembata. Apalagi ia sudah terindikasi terpapar virus corona berdasarkan hasil rapid test.

"Kami tak ingin nantinya kejadian seperti di Kota Kupang, ada yang terlambat diisolasi dan saat dites ternyata positif. Kami tak ingin seperti itu," ujar Thomas.

Pemerintah setempat melalui gugus tugas penanganan Covid019 sudah melakukan sosialisasi ke kampung-kampung. Sosialisasi yang dilakukan adalah cara menggunakan masker dan melarang aktivitas yang tak perlu di luar rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Menurut Thomas pihaknya sudah menyiapkan tiga lokasi karantina untuk para pemudik yang datang ke kampung halaman di tengah wabah virus corona. Lokasi karantina itu ada di Puskesmas Lewoleba di Desa Pada dan Puskesmas Meru di Desa Balauring. Sementara Gerai Maritim di Pantai Harnus digunakan sebagai cadangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement