Selasa 14 Apr 2020 13:24 WIB

Bentrok TNI-Polri, Pangdam Tindak Tegas Anggota Terlibat

Herman mengingatkan kepada seluruh anggotanya agar tak mengulangi kesalahan sama.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw (kedua kiri) bersama Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Herman Asaribab (kiri).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw (kedua kiri) bersama Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Herman Asaribab (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab memastikan bahwa investigasi gabungan TNI-Polri masih terus dilakukan untuk memeriksa oknum prajurit TNI yang terlibat dalam insiden bentrokan. Insiden itu menyebabkan tiga anggota Polres Mamberamo Raya, Papua, meninggal akibat tertembak pada Ahad (12/4) lalu.

Herman menegaskan tidak akan melindungi anggota yang salah. "Saya tegaskan bahwa proses hukum akan dilakukan bagi kalian yang berbuat pelanggaran," kata Herman dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Selasa. (14/4) 

Baca Juga

Herman bersama Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw telah meninjau langsung Pos Yonif 754 di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya. Kedatangan pangdam ke lokasi yang menjadi TKP penembakan. Herman juga mengevaluasi unsur pimpinan pos yang kurang mampu berkoordinasi secara baik dengan institusi kepolisian.

"Ini tidak boleh terjadi lagi. Semua anggota TNI di wilayah harus saling mengenal dengan rekan dari kepolisian. Bila kalian saling mengenal maka persoalan di lapangan akan cepat terselesaikan," kata Herman.

Herman mengingatkan agar prajurit yang bertugas di wilayah untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial di tempat mereka bertugas. Prajurit diminta memahami warga sekitar.

"Pahami kearifan lokal masyarakat dan jadikan bupati dan tokoh-tokoh masyarakat setempat sebagai orang tua kalian, supaya kalian tidak salah melangkah saat melaksanakan tugas," ujar Herman menegaskan.

Saat ini, tim investigasi gabungan masih menyelidiki kasus tersebut. Bentrok antara oknum TNI dan Polri itu terjadi pada Ahad (12/4). Penyebab bentrok diduga karena permasalahan sewa motor oleh salah seorang anggota polres pada tukang ojek yang pangkalannya berada di dekat Markas Satuan Tugas Batalion Infanteri 755/Yalet.

Anggota Yonif 755 yang bermarkas di dekat pangkalan ojek berupaya melerai permasalahan itu. Namun, belakangan malah terjadi keributan yang melibatkan anggota TNI dan Polri. Anggota polres itu kemudian melaporkan pada beberapa rekannya di Polres Memberamo.

Sejumlah anggota polres mendatangi Markas Satgas Yonif/755, hingga akhirnya pecah baku tembak yang menewaskan tiga anggota Polres Memberamo. Dalam bentrok itu, tiga anggota Polres Memberamo tewas.

Tiga anggtoa yang tewas adalah Briptu Marcelino Rumaikewi, Briptu Alexander Ndun, dan Bripda Yosias. Marcelino tewas karena luka tembak di leher sebelah kanan, Yosias mengalami luka tembak di leher kiri, dan Alexander tewas dengan luka tembak di paha kiri.

A

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement