Selasa 14 Apr 2020 16:28 WIB

Filipina Lakukan Uji Virus Corona Secara Masif

Uji virus corona secara masif menyasar tenaga medis dan staf di rumah sakit.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang pria yang mengenakan topeng pelindung berjalan melewati papan nama di lapangan bola basket yang mengumumkan penutupan sementara sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona baru di pinggiran kota Quezon, Manila, Filipina pada Sabtu 14 Maret 2020.
Foto: AP/Aaron Favila
Seorang pria yang mengenakan topeng pelindung berjalan melewati papan nama di lapangan bola basket yang mengumumkan penutupan sementara sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran virus corona baru di pinggiran kota Quezon, Manila, Filipina pada Sabtu 14 Maret 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina meningkatkan pengujian yang lebih agresif untuk virus corona pada Selasa (14/4). Pengujian tersebut ditujukan bagi 8.000 tenaga medis yang merawat pasien Covid-19, dan staf lainnya yang bekerja di rumah sakit.

Filipina mengkonfirmasi 4.953 kasus virus corona, dengan 315 kematian. Filipina menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara. Satuan Gugus Tugas Penanganan Virus Korona menyatakan, pengujian tersebut menyasar sekitar 15 ribu orang yang belum terdeteksi di ibu kota Manila.

Baca Juga

"Strategi kami adalah Metro Manila terlebih dahulu karena merupakan episentrum virus korona. Ketika kami sudah melakukan tes di Manila, maka kita dapat menang melawan virus Covid-19," ujar Kepala Satuan Gugus Tugas, Carlito Galvez.

Pemerintah menekankan, tes yang dilakukan bukan tes massal tetapi menggunakan pendekatan bertarget dan berberbasis risiko, termasuk orang yang paling rentan terinfeksi virus corona. Rencananya, pemerintah akan melakukan 8.000 tes per hari.