REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina meningkatkan pengujian yang lebih agresif untuk virus corona pada Selasa (14/4). Pengujian tersebut ditujukan bagi 8.000 tenaga medis yang merawat pasien Covid-19, dan staf lainnya yang bekerja di rumah sakit.
Filipina mengkonfirmasi 4.953 kasus virus corona, dengan 315 kematian. Filipina menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara. Satuan Gugus Tugas Penanganan Virus Korona menyatakan, pengujian tersebut menyasar sekitar 15 ribu orang yang belum terdeteksi di ibu kota Manila.
"Strategi kami adalah Metro Manila terlebih dahulu karena merupakan episentrum virus korona. Ketika kami sudah melakukan tes di Manila, maka kita dapat menang melawan virus Covid-19," ujar Kepala Satuan Gugus Tugas, Carlito Galvez.
Pemerintah menekankan, tes yang dilakukan bukan tes massal tetapi menggunakan pendekatan bertarget dan berberbasis risiko, termasuk orang yang paling rentan terinfeksi virus corona. Rencananya, pemerintah akan melakukan 8.000 tes per hari.
Pengujian dilakukan di daerah yang memiliki kasus pandemi virus corona cukup tinggi, orang yang menunjukkan gejala, dan pasien yang sedang diisolasi di sejumlah pusat perawatan.
"Kita dapat memaksimalkan tes yang tersedia dan meratakan kurva," ujar juru bicara Satuan Gugus Tugas Penanganan Virus Corona, Restituto Padilla.
Jumlah pengujian virus corona di Filipina mencapai 33.814 pada 12 April. Angka tersebut meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan pada 29 Maret, namun masih jauh dari jumlah pengujian di Vietnam yang mencapai 110.000. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pada Senin lalu telah menyetujui pengadaan 900.000 alat tes tambahan.