Selasa 14 Apr 2020 17:21 WIB

Dampak PSBB, Warga Masuk Ciamis Terus Bertambah

Gugus tugas akan terus memperketat perbatasan dan mempertanyakan urgensi pemudik.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
Warga duduk di Taman Raflesia atau ruang publik Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (11/4). Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di sejumlah daerah berdampak pada meningkatnya jumlah warga yang mudik di daerah lainnya. Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Ciamis mencatat, jumlah migrasi dalam pemantauan (MDP) semakin bertambah setiap harinya.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Warga duduk di Taman Raflesia atau ruang publik Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (11/4). Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di sejumlah daerah berdampak pada meningkatnya jumlah warga yang mudik di daerah lainnya. Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Ciamis mencatat, jumlah migrasi dalam pemantauan (MDP) semakin bertambah setiap harinya.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di sejumlah daerah berdampak pada meningkatnya jumlah warga yang mudik di daerah lainnya. Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Ciamis mencatat, jumlah migrasi dalam pemantauan (MDP) semakin bertambah setiap harinya.

Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Ciamis, dr Bayu Yudiawan mengatakan, diberlakukan PSBB berpengaruh juga akan penambahan MDP. Sebab, berhentinya aktivitas pabrik dan kantor di kota besar membuat beberapa warga pulang ke Ciamis.

Baca Juga

"Pemantauan arus migrasi dari akhir Maret 25-27 merupakan puncak arus gelombang mudiknya, untuk 30-31 Maret s/d 1-2 April ada penurunan. Tapi angka MDP terus bertambah," kata dia, Selasa (14/4).

Ia menyebutkan, total migrasi saat ini tercatat 26.642 orang. Sebanyak 16.518 oramg telah selesai menerapkan protokol isolasi mandiri dan dinyatakan selesai pemantauan.Kendati demikian, menurut dia, ada beberpa kasus yang selesai menyelesaikan isolasi mandiri di rumah, justru akan berangkat lagi ke kota.

Menurut dia, Gugus Tugas akan memperketat perbatasan juga akan mempertanyakan terkait urgensi dari kepentingan mereka untuk pulang-pergi ke daerah perkotaan terutama zona merah. "Untuk sektor kerja informal agak susah dibatasi, karena kebutuhan kerja dengan pendapatan harian menjadi permasalahan yang harus diselesaikan," kata dia.

Bayu mengatakan, pihaknya akan fokus kepada orang-orang yang melakukan migrasi dengan melakukan screening tingkat Puskesmas, terutama kepada mereka yang indikatornya kuat terpapar Covid-19. Sebab, jika warga terus pulang dan pergi dari daerah terjangkit, proses pemantauannya akan dilakukan dari ulang.

Bayu menambahkan, pihaknya juga temgah mempersiapkan penanggulngan Covid-19 hingga tingkat, Desa, RW dan RT, seiring dengan keluarnya edaran Kemendes diiringi dengan Protokol Desa tanggap Covid-19 didalamnya ada terdapat relawan desa. "Relawan akan ikut aktif untuk menjaga warganya membantu isolasi mandiri di rumah untuk mencukupi kebutuhannya yang isolasi mandiri," kata dia.

Berdasarkan data Pusat Infornasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Ciamis hingga Selasa, jumlah pasien positif masih dua orang, di mana keduanya masih melakukan isolasi. Sementara jumlah PDP tercatat 16 orang, sebanyak lima orang masih dalam pengawasan dan tiga orang meninggal dunia. Sedangkan, jumlah ODP tercatat 1.528 orang, di mana 363 orang masih dalam pemantauan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement