REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembina klub Persija Jakarta Marsma TNI Ardhi Tjahjoko berharap PSSI tidak salah memilih sosok sekretaris jenderal untuk menggantikan Ratu Tisha Destria yang mundur pada Senin (13/4).
"Tidak bisa asal menempatkan orang dalam jabatan sekretaris jenderal. Setidak-tidaknya sekjen baru harus memiliki wawasan sepak bola," ujar Ardhi kepada Antara di Jakarta, Selasa (14/4).
Bukan hanya mengerti seluk beluk sepak bola, sosok sekjen juga harus dapat bekerja dengan penuh totalitas. Sebab, tugas seorang sekjen tidak ringan. Dalam Pasal 61 Statuta PSSI, ada setidak-tidaknya 10 tugas seorang sekjen mulai dari melaksanakan keputusan yang disahkan oleh Kongres PSSI dan Komite Eksekutif sesuai dengan arahan Ketua Umum sampai mengusulkan staf untuk membantu ketua umum kepada ketua umum.
Seorang sekjen juga menjadi ujung tombak PSSI dalam menjaga hubungan baik dengan para mitra baik dari dalam maupun luar negeri termasuk FIFA. "Sekjen itu merupakan motor penggerak dari organisasi," kata Ardhi.
PSSI sendiri sampai berita ini diturunkan belum menentukan sekjen pengganti Ratu Tisha ataupun menunjuk pelaksana tugas sementara. Ratu Tisha Destria resmi mengundurkan diri dari jabatan Sekretaris Jenderal PSSI, yang didudukinya sejak tahun 2017, pada Senin (13/4).
Selama berkarier di PSSI, perempuan lulusan FIFA Master itu terlibat dalam penyelenggaraan kompetisi usia muda Elite Pro Academy Liga 1 U-16, U-18, U-20 dan Liga 1 Putri. Sebagai Sekjen PSSI, Ratu Tisha memiliki andil yang tidak sedikit atas terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021.
Ratu Tisha juga menjabat sebagai Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) periode 2019-2023. Dia pun merupakan perempuan pertama sepanjang sejarah di jabatan tersebut. Goresan sejarah lain dibuatnya di tingkat Asia, yakni menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi anggota Komite Kompetisi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).