REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bhayangkara FC menghormati keputusan Ratu Tisha Destria yang menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal PSSI.
"Ini adalah pilihan pribadi Sekjen dan saya mendoakan semoga sekjen PSSI baru menggantikannya bisa segera menyesuaikan," ujar Chief Operating Officer Bhayangkara FC Sumardji saat dikonfirmasi, Selasa (14/4).
Sumardji mengatakan awalnya ia kaget saat mendengar pengunduran diri Ratu Tisha, apalagi keputusan yang dia ambil secara tiba-tiba. Terlebih, Ratu Tisha juga telah berperan penting dalam memajukan sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun ke belakang.
Sejumlah terobosan yang dibangun Ratu Tisha saat menjabat sebagai Sekjen PSSI seperti membuat kompetisi di kalangan junior atau Elite Pro Acedemy U-16, U-18, U-20, dan Liga 1 Putri.
"Jelas ini kabar yang mengagetkan buat kami sebagai klub Liga 1, khususnya Bhayangkara. Kami tahu apa yang dilakukan Tisha sudah membuat sepak bola di Indonesia berkembang dari setiap usia," kata dia.
Untuk mengisi penggantinya, Wakil Ketua Umum PSSI Cucu Somantri mengatakan pemilihan Sekjen baru akan melalui tahap yang panjang dan detail.
"Menilik tanggung jawab dan tugasnya yang berat, wajar jika penentuan Sekjen PSSI itu harus melalui tahapan yang panjang dan detail," ujar Cucu.
Beberapa tahapannya antara lain menjalani uji kelayakan dan kepatutan serta mendapatkan persetujuan dari Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
"Ada fit and proper test yang harus diikuti oleh sang calon tanpa kecuali. Setelah itu, mesti ada persetujuan dari Komite Eksekutif PSSI," kata Cucu.
Jabatan sekretaris jenderal sangat vital dalam keorganisasian PSSI. Oleh sebab itu, PSSI ingin sosok sekjen baru harus memiliki penguasaan terhadap organisasi dan memahami sepak bola Indonesia.