Rabu 15 Apr 2020 10:10 WIB

Cerita Dokter yang Tangani Covid-19 di Italia

Michele Zasa, salah satu dokter menceritakan pengalamannya tangan Covid-19 di Italia.

Michele Zasa, salah satu dokter menceritakan pengalamannya tangan Covid-19 di Italia (Foto: ilustrasi dokter tangan Covid-19)
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Michele Zasa, salah satu dokter menceritakan pengalamannya tangan Covid-19 di Italia (Foto: ilustrasi dokter tangan Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Michele Zasa, dokter yang biasa ditugaskan bersama MotoGP, menceritakan pengalamannya ketika membantu penanganan kasus terkait COVID-19 di kampung halamannya di Italia. Zasa sehari-hari menjalani profesi dokter di Italia ketika tidak sedang ikut rombongan MotoGP keliling dunia.

"Saat ini saya di Italia. Saya ditempatkan di Italia di luar paddock dan balapan," kata Zasa lewat video conference di laman resmi MotoGP, Selasa (14/4).

Baca Juga

Sejak akhir Februari lalu, Zasa yang spesialisasinya di bidang anastesiologi dan perawatan intenfis telah membantu penanganan kasus COVID-19 di Italia. Hingga kini sedikitnya tercatat 159.000 orang terinfeksi, dan 20.000 di antaranya meninggal dunia.

"Pada dasarnya kami ditugaskan dengan mobil reaksi cepat untuk sebagian besar kasus yang paling serius, bisa apa saja. Tapi 95-99 kasus di beberapa bulan terakhir ini sebagian besar berkaitan dengan COVID-19," kata Zasa.

Di tahap sekarang ini, sebagian dari timnya bekerja untuk keadaan darurat ini. Setelah sekira satu setengah bulan berada di garda terdepan, Zasa kiranya merasa ada secercah harapan.

"Ada 10 dokter yang bertugas di bangsal COVID-19, bangsal khusus yang diciptakan untuk merawat pasien dengan COVID-19. Kami juga punya tiga teknisi radiologi," ungkapnya.

photo
Ilustrasi petugas medis tangani Covid-19 - (M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO)

Pasalnya, dalam lima hari terakhir, situasinya sedikit lebih baik. Pihaknya memiliki lebih sedikit kasus.

"Semoga dalam beberapa pekan akan sama di negara-negara lain, jadi saya melihat ada secercah harapan untuk masa depan," harap Zasa.

Tapi di saat yang sama, masalah yang terjadi di Italia dan juga negara-negara lain, adalah banyaknya orang yang tidak memahami situasi krisis kesehatan global tersebut. Ketika awal merebaknya kasus COVID-19 di Italia, tak jarang sejumlah wali kota turun langsung ke jalan untuk memperingatkan warganya yang masih berkeliaran di tempat umum untuk pulang ke rumah.

"Itu adalah cara termudah untuk menularkan virus ke orang-orang sekitar," kata Zasa.

Pemerintah setempat berusaha untuk mendatarkan kurva dan menekan angka kasus infeksi mengingat sumber daya medis yang terbatas. Hal utama yang dilakukan adalah tetap tinggal di rumah, jaga diri.

"Ini sangat penting dan tidak main-main," kata Zasa.

Jika keadaan kembali normal, lanjut Zasa, ini akan penting bagi semua, khususnya bagi para dokter. Bagi mereka, pandemik ini membuat tenaga medis melihat hal-hal yang mengerikan akhir-akhir ini.

"Kami hanya ingin semuanya kembali normal," pungkasnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement