Rabu 15 Apr 2020 10:31 WIB

Masyarakat Semakin Tertarik Membaca Berita Baik

Banyak masyarakat ingin meningkatkan semangat dengan berita positif

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pria di India membaca koran. Banyak masyarakat ingin meningkatkan semangat dengan berita positif. Ilustrasi.
Foto: Jaipal Singh/EPA
Pria di India membaca koran. Banyak masyarakat ingin meningkatkan semangat dengan berita positif. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Masyarakat tengah didera berita-berita buruk, statistik suram, dan ketidakpastian kapan berakhirnya pandemi virus corona. Banyak masyarakat di seluruh dunia yang ingin meningkatkan semangat mereka dengan berita positif.

Situs yang khusus menyebarkan berita baik semakin sering dikunjungi. Pencarian 'berita baik' di Google pun naik lima kali lipat dibandingkan awal tahun ini.

Baca Juga

Dalam satu bulan terakhir, kunjungan ke The Good News Network yang didirikan pada akhir 1990-an naik tiga kali lipat. Menurut pendiri dan editornya Geri Weis-Corbley, pada bulan lalu situsnya diklik lebih dari 10 juta pengunjung.   

"Orang-orang mengirimi kami tautan positif, hal-hal yang menginspirasi di lingkungan rumah mereka, di kota mereka, di negara bagian mereka. Jadi kami memiliki begitu banyak berita baik untuk diteruskan," kata Weis-Corbley dilansir Aljazirah, Selasa (14/4).

Weis-Corbley mengatakan hal ini pernah terjadi setelah serangan 9/11 pada tahun 2001 serta saat krisis finansial sepuluh tahun yang lalu. "Kami pikir kerinduan masyarakat pada berita baik terus berlanjut," kata Weis-Corbley.

Situs media arus utama dan aggregator seperti The Guardian, Fox News, MSN, dan Yahoo! juga mendedikasikan satu halaman khusus untuk berita baik. Newsletter The Good Stuff yang didirikan CNN tahun lalu juga mengalami peningkatan pelanggan hingga 50 persen. 

"Tim redaksi kami melihat semakin besar ketertarikan masyarakat pada berita yang membuat audiens kami tersenyum, pahlawan sehari-hari, pergerakan yang menginspirasi dan hal-hal baik yang terjadi di seluruh dunia," kata juru bicara CNN.

Sejak 29 Maret lalu, aktor serial televisi The Office dan film A Quiet Place John Krasinski juga bergabung dengan usaha menyebarkan berita baik melalui saluran Youtube yang dinamakan Some Good News. Sebuah saluran yang menyerupai acara berita biasa tapi fokus pada berita yang menginspirasi.

Video-video yang diproduksi Krasinski memberikan tribut pada 'pahlawan-pahlawan kesehatan' dan menampilkan selebritas Hollywood, termasuk istrinya aktris Emily Blunt. Episode pertama Some Good News ditonton 15 juta kali.

Profesor dari Institute for Social Research di University of Michigan, Stuart Soroka mengatakan manusia memang lebih memperhatikan berita-berita negatif karena dapat mengubah perilaku mereka.

Namun di saat krisis, kata Soroka, masyarakat juga mencari berita 'yang paling jauh dari ekspektasi mereka'. Menurut Soroka mungkin hal itu yang membuat masyarakat beralih ke berita positif.

Profesor dari Center for Media Engagement di University of Kansas, Ashley Muddiman, mengatakan berita positif membantu masyarakat menghadapi krisis. Muddiman menjelaskan sejumlah penelitian menemukan ketika orang terlalu takut atau terlalu negatif mereka mungkin akan menutup diri dibandingkan melakukan sesuatu dalam hidup mereka.

"Saya pikir orang-orang ingin melihat solusi dan ingin melihat orang bekerja menuju solusi dibandingkan bertengkar satu sama lain. Ketika berita dapat meliput itu, saya pikir itu sesuatu yang menarik bagi audiens," kata Muddiman.

Beberapa orang menunjukkan tanda-tanda kemuakan dengan berita-berita depresif seperti krisis kesehatan yang sedang menerpa seluruh dunia. "Saya pikir banyak dari kami yang bisa menjadi korban dari berita negatif yang terus menerus. Saya pikir perhatian media tertuju pada yang bisa dijual dan sebagian besar berita menyeramkan dan buruk," kata warga Washington D.C, Clarence Edwards.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement