Rabu 15 Apr 2020 12:12 WIB

Hotel di Lombok Tawarkan Paket Isolasi Mandiri

Tarif menginap diturunkan hingga 50 persen untuk paket isolasi mandiri

Pekerja menyiapkan kamar yang akan dihuni tamu
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pekerja menyiapkan kamar yang akan dihuni tamu

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Sejumlah hotel di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, menawarkan paket isolasi mandiri dengan tarif murah. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menarik minat pengunjung untuk menginap di hotel di tengah pandemi Covid-19

General Manager Hotel Aruna Senggigi, Weni Kristanti menyebutkan, pihaknya menurunkan tarif menginap sebesar 50 persen bagi tamu yang memanfaatkan paket isolasi mandiri selama 14 hari dan 30 hari.

"Untuk paket isolasi mandiri selama 14 hari tarifnya Rp5,8 juta, sedangkan 30 hari sebesar Rp12,3 juta. Harga tersebut sudah turun 50 persen dari harga normal. Bahkan, kami memberikan manfaat tambahan untuk paket isolasi mandiri tersebut," katanya, Rabu (15/4)

Ia menjelaskan penurunan tarif menginap hingga 50 persen tersebut terpaksa dilakukan karena dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, tingkat hunian kamar sangat rendah, yakni di bawah 10 persen.

Di satu sisi, kata Weny, pihaknya belum merumahkan karyawan seperti hotel lainnya. Dengan cara memberikan potongan harga yang relatif besar, diharapkan bisa direspon positif oleh pasar.

"Semoga dengan harga promo tersebut, kami bisa mendapatkan pasar. Dan semoga pandemi Covid-19 segera berlalu dan kondisi pariwisata bisa pulih kembali," ujarnya.

Selain Hotel Aruna Senggigi, paket isolasi mandiri dengan tarif murah juga ditawarkan Hotel Jayakarta Senggigi. Salah satu hotel ternama di Kabupaten Lombok Barat itu memberikan tarif sebesar Rp2 juta untuk paket isolasi mandiri selama enam hari lima malam.

"Harga yang kami tawarkan sudah turun sebesar 40 persen dari tarif normal. Kamar yang kami berikan kelas deluxe. Ada 171 kamar, tapi hanya 10 kamar deluxe yang kami buka di saat kondisi saat ini. Semuanya juga tetap disemprot disinfektan sekali dalam sepekan," katanya.

Ia juga mengaku belum merumahkan seluruh karyawan meskipun kondisi tamu yang menginap sudah sangat sepi. Pemilik hotel juga masih tetap bersedia membayar penuh gaji karyawan meskipun tingkat hunian sudah tidak normal lagi.

"Yang terisi dalam satu hari paling cuma dua hingga tiga kamar saja. Makanya hanya 10 kamar yang kami buka untuk minimalkan biaya. Tapi kami tidak tahu nanti, seperti apa kondisi di bulan Mei," ucap Cherry.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement