Rabu 15 Apr 2020 12:15 WIB

Dua Raksasa Farmasi Kolaborasi Ciptakan Vaksin Covid-19

Vaksin Covid-19 ditargetkan bisa diuji klinis pada paruh kedua tahun ini.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nur Aini
Penelitian vaksin corona, ilustrasi
Foto: Antara/Umarul Faruq
Penelitian vaksin corona, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Raksasa farmasi GlaxoSmithKline (GSK) asal Inggris dan Sanofi dari Prancis bekerja sama untuk menemukan solusi vaksin virus corona (covid-19). Dua pembuat vaksin terbesar di dunia itu bekerja sama untuk mengembangkan vaksin corona dan memproduksinya dalam skala besar.

GlaxoSmithKline Inggris dan Sanofi Prancis berharap untuk memulai uji klinis vaksin pada paruh kedua tahun ini. Jika pengujian itu berhasil, mereka berharap produk dapat tersedia secara luas pada paruh kedua 2021.

Baca Juga

"Ketika dunia menghadapi krisis kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya, jelas bahwa tidak ada satu perusahaan pun yang dapat melakukannya sendiri," kata Chief Executive Officer Sanofi Paul Hudson dalam sebuah pernyataan, dikutip Euro News.

Sanofi terus melengkapi keahlian maupun sumber daya dengan tujuan membuat dan menyediakan jumlah vaksin yang cukup untuk membantu menghentikan virus tersebut. Di seluruh dunia, sudah ada sejumlah tim dari universitas hingga perusahaan, termasuk Johnson & Johnson, Moderna, dan Inovio, yang berlomba untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Setidaknya 78 kandidat sedang dipelajari secara aktif. GSK dan Sanofi berharap kerja sama mereka bisa memberi keunggulan di tengah jutaan infeksi di dunia saat ini.

“Pada akhirnya, ini bukan hanya tentang menemukan kandidat vaksin, melainkan juga untuk memproduksinya dalam skala yang sangat besar, "kata David Loew, Wakil Presiden Eksekutif Cabang Vaksin Sanofi, Sanofi Pasteur.

Menurut dia, biasanya tentu pihaknya lebih unggul daripada perusahaan kecil. Pasalnya, perusahaan besar memiliki banyak pengalaman. Kali ini dua produsen raksasa akan memproduksi vaksin dalam skala yang sangat besar.

Kedua perusahaan mengeklaim berkomitmen membuat vaksin apa pun yang mereka kembangkan dan terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, vaksin itu dapat diakses oleh orang-orang di seluruh dunia. 

Loew mengatakan, masih terlalu dini untuk membahas penetapan harga atau bagaimana kedua perusahaan akan berbagi keuntungan finansial dari vaksin. Dia mengatakan, fokus pada titik itu adalah menemukan, menguji, dan memproduksi dalam skala yang sangat besar.

“Karena hipotesis kami adalah akan ada gelombang kedua, ketiga, dan bahkan ada beberapa ahli epidemiologi yang mengatakan itu mungkin menjadi penyakit musiman. Jadi, jelas kami belum cukup tahu tentang penyakit ini. Kami harus benar-benar fokus untuk mendapatkan vaksin. Itu benar-benar tugas kami di sini, "katanya.

Di bawah kemitraan ini, Sanofi Pasteur akan menguji vaksin Covid-19 eksperimentalnya, yang didasarkan pada teknologi DNA rekombinan yang telah dicoba dan diuji dalam vaksin flunya. Sementara itu, GSK akan memasok adjuvan, aditif yang meningkatkan respons imun dan dapat mengurangi jumlah protein vaksin yang dibutuhkan per dosis. Hal itu akan memungkinkan lebih banyak dosis untuk diproduksi sehingga membuat lebih banyak orang bisa divaksinasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement