Rabu 15 Apr 2020 12:38 WIB

Pria Muslim India Dituduh Covid-19, Dipukuli dan Bunuh Diri

Pria Muslim India tersebut dipukuli dan videonya viral.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Pria Muslim India Dituduh Covid-19, Dipukul dan Bunuh Diri. Petugas pemadam kebakaran Delhi menyemprotkan disinfektan di Nizamuddin, New Delhi, India.
Foto: Manish Swarup/AP
Pria Muslim India Dituduh Covid-19, Dipukul dan Bunuh Diri. Petugas pemadam kebakaran Delhi menyemprotkan disinfektan di Nizamuddin, New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Polisi mencatat seorang pria Muslim bunuh diri dengan melompat dari lantai tujuh gedung fasilitas kesehatan tempat karantina di Greater Noida, Uttar Pradesh, India pada Ahad (12/4) malam. Keluarga menyampaikan sebelumnya korban dituduh terjangkit virus corona atau Covid-19, dipukul di depan kamera, dan diviralkan di media sosial. 

Keluarga pria berusia 32 tahun yang bunuh diri itu mengatakan massa mengadangnya di dekat Desa Momnathal beberapa hari yang lalu. Massa mengira dia bagian dari jamaah tabligh yang jamaahnya di Nizamuddin Delhi pada pertengahan Maret menyebabkan percepatan penyebaran Covid-19.

Baca Juga

Menurut keluarga korban, massa menuduhnya sebagai pembawa virus corona. Dia diserang dan direkam kemudian diviralkan di media sosial dengan judul 'pria Muslim yang positif terjangkit virus corona'. Polisi telah mencatat kasus tersebut dan melakukan penyelidikan.

Mohammad Zakir, paman pria yang bunuh diri itu mengatakan keponakannya sedang dalam perjalanan untuk bertemu istri dan putranya di tempat mertuanya di Rabupura, Greater Noida. "Keponakan saya menikah dua tahun lalu, dia berjalan ke tempat mertuanya dan telah mencapai Desa Momnathal sekitar pukul 08.00," kata Zakir, dilansir dari Hindustan Times, Rabu (15/4).

 

Zakir menceritakan, sekelompok anak muda menghentikan keponakannya karena melihat janggutnya yang panjang. Mereka melakukan tindak kekerasan dan membuat dua video menggunakan gawai. Dalam video mereka menghubungkannya dengan jamaat tabligh.

Ia mengatakan, video kejam itu kemudian diunggah di Tiktok oleh seseorang bernama Shravan Chaudhury. Padahal menurut Zakir, keponakannya tidak memiliki koneksi dengan jamaat tabligh.

Polisi dan pejabat departemen kesehatan kemudian mencapai tempat kejadian setelah mendapat telepon dari penduduk setempat. Mereka membawa pria itu ke Institut Ilmu Kedokteran Greater Noida (GIMS) untuk pemeriksaan medis.

Wakil Komisaris Polisi Greater Noida, Rajesh Kumar Singh mengatakan, pria itu kemudian dipindahkan ke fasilitas karantina di Greater Noida. Pada Ahad (12/4) malam, polisi menerima informasi pria itu telah melompat dari lantai tujuh dan meninggal.

Sementara, tes Covid-19 terhadapnya hasilnya negatif. Polisi telah mencatat orang tidak dikenal melakukan bunuh diri sebagai laporan informasi pertama. Sekarang polisi sedang menyelidiki masalah tersebut

Keluarga korban mengatakan dia bekerja sebagai sopir taksi dan sedang mengalami krisis keuangan selama beberapa bulan terakhir. Dia memiliki lima saudara perempuan dan satu kakak lelaki. Setelah menghadapi beberapa krisis keuangan akhirnya mengalami depresi.

Dia juga menjalani perawatan di rumah sakit jiwa di Delhi. Keluarga sampai di rumah sakit setelah menerima informasi dia telah dikarantina.

"Kami memberi tahu polisi dan manajemen rumah sakit ia bukan pasien virus corona tetapi mereka tidak mendengarkan kami. Mereka mengatakan keponakan saya akan tetap dikarantina sampai laporan tesnya datang," kata Zakir.

Paman korban mengatakan, massa yang melakukan tindak kekerasan terhadap korban bunuh diri harus bertanggung jawab atas kematiannya. Manajemen fasilitas karantina juga lalai dan polisi harus menyelidiki kinerja mereka.

Jenazah korban akhirnya diserahkan kepada keluarga dan dimakamkan pada Senin (13/4) malam. Pemerintah daerah telah memerintahkan penyelidikan terhadap peristiwa ini.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement