Rabu 15 Apr 2020 13:43 WIB

Pengamat: Gelorakan Kembali Semangat Konsumsi Pangan Lokal

Di tengah ancaman ketersediaan pangan, warga didorong konsumsi pangan lokal.

Beberapa daerah di Indonesia merupakan sentra produksi jagung. Di tengah ancaman ketersediaan pangan, warga didorong konsumsi pangan lokal.
Foto: ANTARA / Aloysius Jarot Nugroho
Beberapa daerah di Indonesia merupakan sentra produksi jagung. Di tengah ancaman ketersediaan pangan, warga didorong konsumsi pangan lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pengamat pertanian dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Leta Rafael Levis mengimbau pemerintah menggelorakan kembali semangat mengonsumsi pangan lokal. Seruan itu ia gaungkan di tengah ancaman ketersediaan pangan akibat pandemi Covid-19.

"Solusi bagi masyarakat, khususnya di NTT, gelorakan kembali semangat konsumsi pangan lokal," kata Leta kepada Antara di Kupang, Rabu.

Baca Juga

Leta mengemukakan hal itu berkaitan dengan peringatan Organisasi Badan Pangan dan Pertanian Dunia PBB (FAO) yang menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 dapat mempengaruhi persediaan pangan secara global dan perlu upaya untuk mengatasinya. Menurut dia, pemerintah tentu memiliki strategi sendiri dalam menyediakan pangan, tetapi khusus untuk NTT, semangat untuk kembali ke pangan lokal perlu digelorakan kembali.

Selain itu, menurut Leta, pemerintah perlu terus mendorong petani untuk mengembangkan tanaman yang selama ini menjadi andalan petani. Tanaman yang menjadi andalan petani itu, yakni seperti jagung, umbu-umbian, dan kacang-kacangan, sehingga dapat dijadikan sebagai penyanggah pangan bagi masyarakat.

Saat ini, menurut Leta, produksi jagung di beberapa daerah di provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) cukup bagus. Diharapkan hasil jagung tersebut, dijadikan stok makanan bagi masyarakat untuk menghindari masa-masa sulit yang mungkin bakal terjadi.

"Hal penting lain adalah pemerintah perlu menggalakkan penghematan bagi seluruh masyarakat untuk mengantisipasi kejadian buruk sebagai akibat dari pendemi Covid-19," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement