Rabu 15 Apr 2020 13:59 WIB

Keputusan Trump Hentikan Danai WHO Tuai Kritik

Presiden Asosiasi Medis Amerika Patrice Harris mengkritik penghentian dana ke WHO

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Peneliti tengah mengembangkan vaksin Covid-19 di Center for Pharmaceutical Research di Kansas, Amerika Serikat. Presiden Asosiasi Medis Amerika Patrice Harris mengkritik penghentian dana ke WHO. Ilustrasi.
Foto: Center for Pharmaceutical Research via AP
Peneliti tengah mengembangkan vaksin Covid-19 di Center for Pharmaceutical Research di Kansas, Amerika Serikat. Presiden Asosiasi Medis Amerika Patrice Harris mengkritik penghentian dana ke WHO. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah meminta pemerintahannya mengehntikan pendanaan untuk WHO. Presiden Asosiasi Medis Amerika Patrice Harris menyebutnya langkah berbahaya ke arah yang salah.

Menurut Harris, keputusan Trump malah tidak akan mampu mengalahkan Covid-19 menjadi lebih mudah. Dia mendesak Trump untuk mempertimbangkan  kembali instruksi itu.

Baca Juga

Trump mengatakan WHO gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab. Menurutnya WHO telah mengumbar disinformasi China tentang virus corona baru. AS merupakan pendonor keseluruhan dana untuk WHO yang berbasis di Jenewa. Pemerintahan AS menyumbang lebih dari 400 dolar AS pada tahun 2019 atau sekitar 15 persen dari anggarannya.

Trump semakin kritis terhadap WHO ketika krisis kesehatan global terus berlanjut dan meluas. Dia kerap marah terhadap kritik terhadap kerja pemerintahannya menghadapi pandemi.

Trump juga menuduh WHO terlalu lunak dengan China pada masa-masa awal pandemi ini sehingga menyebabkan kematian yang sia-sia. Trump menyalahkan WHO karena gagal memberlakukan larangan perjalanan ke China. "WHO gagal dalam tugas dasar ini dan harus bertanggung jawab," kata Trump.

Hingga Selasa (14/4), kematian akibat Covid-19 di AS mencapai 25.700 jiwa. Sedangkan lebih dari 600 ribu orang terinfeksi Covid-19 di seluruh negara bagian AS.

Jutaan orang Amerika kehilangan pekerjaan. Ekonomi AS pun lumpuh sebab seluruh warganya menerima kebijakan untuk tetap berada di rumah dan bisnis-bisnis di AS diperintahkan untuk tetap tutup. Hal ini mengindikasikan bayangan suram terpilihnya kembali Trump pada pemilihan presiden November mendatang.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement