Rabu 15 Apr 2020 14:17 WIB

Kementan MoU dengan e-Commerce dan STA Cigombong

MoU Kementan dan e-commerce demi mempercepat distribusi pangan

Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan nota kesepahaman dengan Kedai Sayur (e-Commerce Pertanian), dan Sub Terminal Agribisnis (STA) Cigombong Kabupaten Cianjur.
Foto: Kementan
Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan nota kesepahaman dengan Kedai Sayur (e-Commerce Pertanian), dan Sub Terminal Agribisnis (STA) Cigombong Kabupaten Cianjur.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak cukup besar terhadap ekonomi. Utamanya sektor pertanian seperti komoditas hortikultura (sayur dan buah-buahan). 

Salah satu persoalan yang dihadapi petani, suplier, hingga konsumen adalah terhambatnya masalah distribusi. Ya, sejak pandemi Covid-19 melanda, saluran distribusi barang sedikit banyak mengalami cukup terdampak. 

Terkait hal ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) gerak cepat melakukan sejumlah langkah strategis. Hal tersebut tertuang dalam MoU alias nota kesepahaman antara Kementan, Kedai Sayur (e-Commerce Pertanian), dan Sub Terminal Agribisnis (STA) Cigombong Kabupaten Cianjur. 

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa MoU tersebut merupakan bentuk nyata kehadiran negara di tengah situasi Pandemi Covid-19. Ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). 

"Kami memahami situasi yang dihadapi para petani maupun masyarakat. Kita saat ini butuh penguatan sinergi semua pihak," ujar Prihasto disela-sela acara penandatanganan MoU di Cigombong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (14/4).

Salah satu poin penting dalam MoU adalah kesiapan Kementan membantu distribusi komoditas hortikultura seperti sayuran. Menurut Prihasto, penyaluran komoditas hortikultura mulai dari hulu ke hilir sangat vital lantaran berdampak terhadap harga di pasaran. 

"Termasuk masalah cost penyimpanan. Kami ingin ada win-win solutions. Petani, konsumen, maupun suplier mendapat harga yang wajar," beber alumnus Universitas Brawijaya itu. 

Anton menambahkan bahwa MoU yang dilakukannya ini bakal dijadikan pilot project di Jawa Barat. Dia ingin sinergi yang terbangun bisa menular ke daerah-daerah lain. 

"Insyaallah anggarannya sudah disiapkan. Kita akan terus fokus untuk membela petani dan kepentingan rakyat," tegas Anton.

Sebagai informasi, Kedai Sayur adalah satu dari sekian startup berbasis pertanian. Mereka bermitra dengan para petani di sejumlah daerah, di mana hasil panennya dijual secara daring kepada konsumen. 

Sementara STA Cigombong merupakan lokasi utama penampungan hasil para petani di Kabupaten Cianjur. STA Cigombong juga merupakan salah satu mitra dari Kedai Sayur. 

Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan, dan Hortikultura, Mamad Nano, Kepala STA yang juga Petani Milenial, Sandi Okta, CEO Kedai Sayur, Adrian, dan Direktur Operasional Kedai Sayur Ahmad Supriyadi. 

Mendukung Langkah Kementan

Kepala STA Cigombong, Sandi Okta mengapresiasi langkah yang dilakukan Kementan. Menurut Sandi, aspek terpenting di tengah situasi seperti sekarang adalah masalah distribusi. "Dengan intervensi Kementan, ada akselerasi pola distribusi di lapangan. Sangat membantu sekali bagi petani, pedagang, maupun konsumen," kata Sandi. 

Dalam sehari, lanjut Sandi, pihaknya menampung sekitar 15 ton komoditas sayuran dari petani Cianjur. Dan mayoritas dikirim ke Ibu Kota. "90 persen (kami kirim) ke Jakarta. Sepuluh persennya untuk lokal Cianjur," tutur alumnus IPB University tersebut menambahkan. 

Sandi tak menampik bahwa di situasi pandemi seperti sekarang, terjadi penurunan dari sisi penjualan langsung atau ke end user. Namun tidak demikian halnya dengan retail atau pasar modern/swalayan. 

"Justru naik tiga kali lipat ya. Ini tantangan sekaligus peluang," tambah dia. 

Maka dari itu kehadiran Kementan untuk melakukan intervensi lapangan, dalam hal ini membantu cost distribusi dan penyimpanan sangat membantu petani. Pun dengan startup seperti Kedai Sayur yang notabene bisa memudahkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, tanpa harus keluar rumah. 

"Artinya social distancing tetap jalan. Cukup belanja menggunakan aplikasi," beber pria yang baru saja dinobatkan sebagai Kick Andy Heroes tersebut. 

Sandi menambahkan bahwa pihaknya mulai bekerjasama dengan Kedai Sayur sejak April 2020. Saat ini, kata dia, pihaknya mensuplai sekitar 10 persen kebutuhan Kedai Sayur.  "Bentuknya sudah di pack gitu ya. Kami kirim setiap hari 2000 sampai 3000 pack. Ada yang satu kilogram, ada yang stengah kilogram," jelas Sandi. 

Sementara CEO Kedai Sayur, Adrian berharap MoU yang ditandatanganinya dengan Kementan, bisa memberikan kemudahan bagi para petani. Pihaknya siap menjembatani sekaligus membantu petani mendistribusikan hasil panen mereka. "Bantuan dari Kementan ini amat dibutuhkan untuk mengakselerasi percepatan di lapangan. Terima kasih kepada Kementan," pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement