REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Studi menemukan ada lonjakan kecemasan dan depresi pada pemain sepak bola profesional selama pandemi virus corona. Asosiasi Pesepak Bola Profesional Australia (PFA), melakukan penelitian dengan Federasi Pesepak Bola Profesional Interasional (FIFPro) untuk melakukan penelitian pada 150 pemain Australia sepanjang Maret dan April.
Ketua Medis FIFPro Vincent Gouttebarge menyebut 77 persen pesepak bola, baik pria dan wanita, mengaku khawatir atas karier mereka. Selama pemberhentian kompetisi dan anjuran isolasi pemerintah, setidaknya ada 58 persen pemain yang mengalami gejala kecemasan, dengan 45 di antaranya gejala depresi.
Pada waktu normal, gejala kecemasan berat terjadi pada delapan persen pemain sepak bola. Berbeda dari masyarakat umum yang hanya menyentuh lima persen.
"Tren yang mengkhawatirkan ini harus menjadi peringatan dan harus dengan tepat membingkai ulang dampak virus corona pada sepak bola dari dampak ekonomi ke dampak manusia dan kesehatan," kata CEO PFA John Didulica dilansir dari laman ESPN, Rabu (15/4).
Menurutnya, tantangan pandemi virus corona saat ini adalah ketidakpastian. Termasuk dampaknya pada sepak bola.
"Kita semua sadar bahwa ekonomi olahraga masa depan akan bergeser dan kita perlu beradaptasi dengan itu," kata Didulica.
Namun, dia menekankan harus adanya komitmen untuk mendukung pemain sepak bola. Sebab, ada tantangan kesehatan mental yang harus dihadapi para pemain.
Pemain yang masuk dalam penelitian ini berbasis di Australia dan negara lain. Liga A Australia ditunda hingga 22 April hingga situasinya kembali normal.