Rabu 15 Apr 2020 14:48 WIB

Dokter Corona Rintawan Ditarik Jadi Stafsus BNPB

Corona Rintawan sebelumnya adalah Ketua Tim Muhammadiyah Covid-19 Command Center

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Christiyaningsih
Mantan ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center dr Corona Rintawan, SpEM (kanan). Corona Rintawan ditarik menjadi Staf Khusus Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ilustrasi.
Foto: Republika/Prayogi
Mantan ketua Muhammadiyah Covid-19 Command Center dr Corona Rintawan, SpEM (kanan). Corona Rintawan ditarik menjadi Staf Khusus Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Tim Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), dokter Corona Rintawan, ditarik menjadi Staf Khusus Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Saat ini, posisi Ketua MCCC digantikan Agus Samsudin.

Sebelum menjadi Ketua Tim MCCC, Corona Rintawan sudah aktif di Muhammadiyah sejak 2006 dan bertugas di RS Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur. Pria kelahiran Surabaya 1 Januari 1975 itu merupakan lulusan Universitas Brawijaya Malang.

Baca Juga

"Harapannya, bisa mempermudah akses informasi kita dalam penanganan Covid-19," kata Agus Samsudin kepada Republika, Rabu (15/4).

Agus turut menyampaikan perkembangan penanganan Covid-19 yang dilaksanakan MCCC. Di antaranya, penambahan Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) yang pada 5 Maret 2020 masih 15-20 RS, terus bertambah dan kini jadi 69 RS.

RSMA itu tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Agus, perluasan daya jangkau RSMA itu sudah sesuai amanah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Perluasan jangkauan RS sekaligus untuk memperluas respons Muhammadiyah dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air.

"Kita sudah merawat hampir dua ribu pasien. Ada 1.838 Orang Dalam Pengawasan (ODP), 525 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan 35 yang dinyatakan positif Covid-19," ujar Agus.

Agus menambahkan MCCC juga sedang mempersiapkan satu unit khusus yang menangani Covid-19. Unit ini sedang dipersiapkan di sebelah RS Muhammadiyah Gombong dan rencananya sudah dapat diresmikan satu bulan mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement