Rabu 15 Apr 2020 15:11 WIB

Maskapai China Laporkan Rugi Miliaran Dolar Akibat Covid-19

Maskapai penerbangan China melaporkan kerugian 4,8 miliar dolar AS

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Petugas berpakaian pelindung lengkap berdiri di ruang check in di Wuhan Tianhe International Airport, Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Maskapai penerbangan China melaporkan kerugian 4,8 miliar dolar AS akibat pandemi corona. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Arek Rataj
Petugas berpakaian pelindung lengkap berdiri di ruang check in di Wuhan Tianhe International Airport, Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Maskapai penerbangan China melaporkan kerugian 4,8 miliar dolar AS akibat pandemi corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Maskapai penerbangan China melaporkan total kerugian sebesar 33,62 miliar yuan (sekitar 4,8 miliar dolar AS) pada kuartal pertama. Kerugian ini terjadi karena pandemi virus corona menekan permintaan layanan perjalanan, kata regulator penerbangan, Rabu (15/4).

Pada Februari, maskapai-maskapai itu menderita kerugian 20,96 miliar yuan. Ini karena sebagian besar wilayah China menjalani karantina di tengah upaya untuk mengekang penyebaran virus corona baru.

Baca Juga

Jumlah penumpang pada Maret turun 71,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 15,13 juta. Demikian diungkapkan pejabat Administrasi Penerbangan Sipil China, Xiong Jie, dalam konferensi pers. Xiong Jie menambahkan jumlah penumpang turun 53,9 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Di sisi lain, rumah sakit Leishenshan yang dibangun secara kilat untuk merawat para pasien terjangkit Covid-19 di Wuhan, China telah ditutup setelah pasien terakhir sembuh. Meskipun demikian rumah sakit yang dibangun pada 25 Januari 2020 dan sudah bisa digunakan 14 hari kemudian itu tidak akan dibongkar dan tetap siaga menerima pasien.

"Rumah sakit ini sangat krusial dalam memerangi Covid-19 hingga jumlah pasien menurun sampai nol. Fasilitas di rumah sakit ini bagus, sekalipun dalam skala global," kata Direktur Utama RS Leishenshan Wang Xinghuan dikutip media resmi setempat, Rabu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement