REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggara Festival Fim Cannes 2020 sedang berupaya mencari alternatif lain supaya festival bergengsi itu tetap terlaksana tahun ini. Festival tahunan yang diadakan di Cannes, Prancis, itu harusnya dihelat pada 11 hingga 23 Mei, namun kini ditunda menjadi Juli.
Penundaan itu mengacu pada instruksi pemerintah Prancis yang menerapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown hingga 11 Mei 2020. Bahkan, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah melarang semua kegiatan yang mengundang banyak orang hingga pertengahan Juli mendatang.
"Meski tidak akan dihelat seperti biasanya, namun festival ini akan tetap terselenggara pada tahun 2020 dengan cara apa pun," kata panitia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (15/4).
Panitia mengakui bahwa akan sangat sulit menggelar Festival Film Cannes 2020 seperti tahun-tahun sebelumnya. Terlebih virus Covid-19 tidak hanya mewabah di Prancis, namun juga dibanyak negara di dunia.
"Semua kemungkinan untuk mewujudkan Cannes 2020 akan terus kami coba," kata penyelenggara.
Penyelenggara juga mengatakan bahwa pihaknya terus berunding dan berkoordinasi dengan semua kru dan sineas mengenai bentuk alternatif Festival Cannes tahun 2020. Mereka berharap akan ada keputusan terbaik untuk pelaksanaan festival tahun ini.
"Semua orang tahu bahwa banyak ketidakpastian atas situasi kesehatan internasional ini. Tapi kami berharap dapat menemukan alternatif bentuk acara yang bisa diambil untuk Cannes 2020," kata penyelenggara.
Pandemi Covid-19 telah merusak kalender budaya Prancis yang berkilauan di musim semi dan musim panas. Tidak hanya Cannes, pelaksanaan festival teater paling bergengsi di dunia yang diadakan di kota Avignon juga telah dibatalkan.