REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay mengkritik ucapan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Invesasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang membandingkan korban meninggal akibat wabah virus corona dengan jumlah keseluruhan warga negara Indonesia. Menurutnya, pernyataan itu tidak menunjukan empati dan simpati pada keluarga korban.
"Pernyataan itu seakan tidak menyisakan empati dan simpati kepada keluarga korban. Belum lagi, ada puluhan dokter dan tenaga medis yang juga meninggal. Kasihan keluarganya jika mendengar pernyataan seperti ini," kata Saleh melalui pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Rabu (15/4).
Sebelumnya, Luhut dalam pernyataannya menyebut jumlah korban meninggal akibat virus ini tidak sebanyak negara lainnya. "Kenapa jumlah kita yang meninggal, maaf sekali lagi, itu angkanya tidak sampai 500. Padahal jumlah penduduk 270 juta," kata dia dalam video konferensi di Channel Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Jakarta, Selasa (14/4).
"Sudah ada 4.000 orang terjangkit. Namun, angka kematian masih di bawah 500 orang. Kondisi ini berbeda dengan Amerika Serikat yang jumlah penduduknya lebih banyak 60 juta orang," ujar Luhut lagi.
Saleh pun menyayangkan pernyataan yang terkesan menilai bahwa korban Virus Corona yang mencapai 500 orang tergolong sangat kecil dibandingkan dengan jumlah 270 juta rakyat Indonesia. Sebab, konstitusi mengamanatkan agar negara melindungi segenap tumpah darah Indonesia, termasuk dari virus corona yang sedang menyebar di Indonesia.
Anggota Komisi IX ini mengatakan, ada beberapa alasan mengapa pernyataan itu tidak layak disampaikan. Pertama, semestinya pemerintah berupaya keras agar mencari jalan yang cepat dan tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Pemerintah tidak perlu menyampaikan narasi-narasi yang justru menghilangkan simpati publik.
"Apalagi, narasi itu bisa jadi menyinggung dan bahkan melukai sebagian orang," ucapnya.
Kedua, menurut Saleh data yang disampaikan pemerintah kemarin terkait ODP, PDP, dan yang positif sudah menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Sebagaimana dilaporkan, angka ODP mencapai 139.137, PDP 10.482, dan yang positif 4.839 orang. Jumlah ini tentu tidak sedikit. Apalagi sampai saat ini, vaksin dan obat terhadap penyakit ini belum ditemukan.
Kemudian, pada kenyataannya pemerintah juga khawatir dengan pandemi ini. Hal itu terlihat dengan berbagai kebijakan mulai dari social distancing, physical distancing hingga PSBB.