Rabu 15 Apr 2020 16:19 WIB

Jabar Tambah RS Rujukan Covid-19

Penambahan RS Rujukan untuk mengantisipasi lonjakan pasien.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Bupati Bogor Ade Yasin (tengah) melihat produksi  pembuatan masker medis di PT Multi One Plus, Gunung Putri, Kabupaten Bogor,  Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Kunjungan Gubernur tersebut untuk memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi kebutuhan Jawa Barat dan nasional
Foto: ANTARA FOTO
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Bupati Bogor Ade Yasin (tengah) melihat produksi pembuatan masker medis di PT Multi One Plus, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Kunjungan Gubernur tersebut untuk memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi kebutuhan Jawa Barat dan nasional

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) menambah 71 rumah sakit rujukan Covid-19. Selain itu, sejumlah pemerintah kabupaten/kota di Jabar juga mengalihfungsikan gedung maupun stadion sebagai ruang perawatan maupun isolasi.

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Berli Hamdani, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menyiapkan wisma haji yang memiliki 250 kamar dan Stadion Patriot Chandrabhaga dengan kapasitas 100 tempat tidur sebagai ruang perawatan dan isolasi untuk mengantisipasi lonjakan pasien.

Baca Juga

"Kota Depok menyiapkan Rumah Sakit FK UI Depok dan Asrama President University," ujar Berli, Rabu (15/4).

Selain itu, menurut Berli, Kabupaten Bandung menambah kapasitas ruang ICU dan Isolasi RS Soreang untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan menjadikan BLK (Balai Latihan Kerja) sebagai tempat isolasi mandiri dengan kapasitas 50-60 tempat tidur.

Kemudian, kata dia, Kabupaten Bekasi menyiapkan gedung Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang dan President University sebagai ruang perawatan dengan kapasitas 350 orang.

Pemprov Jabar pun, menurut Berli, menyiapkan gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSM) sebagai ruang isolasi bagi ODP, PDP ringan-sedang, dan Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Saat ini sudah ada 48 orang yang diinapkan untuk isolasi mandiri di gedung BPSDM. Tenaga kesehatan yang memberikan layanannya berasal dari RSKK (Rumah Sakit Kesehatan Kerja) UPTD Dinkes Provinsi Jabar," kata Berli.

Terkait tambahan 71 rumah sakit rujukan, Berli yang juga Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar menyatakan bahwa sejumlah rumah sakit swasta bersedia menjadi rumah sakit penanganan pasien positif Covid-19. Dengan begitu, ada 105 rumah sakit rujukan COVID-19 yang tersebar di Jabar.

"Sebelumnya sudah ada 34 rumah sakit rujukan. Sekarang rumah sakit rujukan Covid-19 bertambah sangat signifikan menjadi 105. Itu sudah termasuk dengan rumah sakit-rumah sakit swasta yang akan menangani pasien Covid-19," papar Berli.

Menurut Berli, untuk memastikan 71 rumah sakit rujukan baru itu siap, baik dari fasilitas maupun Sumber Daya Manusia (SDM), Pemprov Jabar melakukan pengadaan alat kesehatan, sarana dan prasarana, serta menyosialisasikan pendoman penanggulangan Covid-19.

Saat ini, kata dia, sedang dalam tahap pengadaan alat kesehatan dan penyiapan sarana dan prasarana. "Kami saat ini gencar menyiapkan ke-71 rumah sakit rujukan baru. Seperti 34 rumah sakit rujukan sebelumnya, kami memerlukan waktu 2 minggu untuk memastikan kesiapannya," papar Berli.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement