REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perekonomian di Kota Solo merasakan dampak pandemi Corona atau Covid-19. Sejumlah perusahaan merumahkan karyawannya, bahkan sejumlah hotel dan restoran tutup. Selain itu, kerugian perusahaan akibat pandemi Corona diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo memetakan dampak pandemi Covid-19 melalui rapat koordinasi daring dengan aplikasi Skype pada Senin (13/4). Rapat koordinasi tersebut diikuti Ketua Kadin Kota Solo Gareng S Haryanto, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Bambang Pramono, Kepala OJK Solo Eko Yunianto, Ketua Apindo Solo, Iwan Kurniawan Lukminto, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Solo, Dewanto Kusumowibowo.
Ketua Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) Sri Mulyono, Ketua Persaudaraan Pengusaha Travel Umroh Haji Indonesia (Perpuhi), Her Suprabu, Aditya Pramono dari Hiswana Migas, Bintoro mewakili Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo), Arganinggar Satria mewakili Asephi, Herman Mutaqien mewakili Asspro, Budianto Wiharto dari APPBI, David R Wijaya dari Asmindo, Shinta dari Real Estate Indonesia (REI), dan Abdullah Soewarno dari Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Ketua Perpuhi, Her Suprabu, mengatakan, sejak 27 Februari umroh ditutup. Dampaknya, 10.000 jamaah umroh tidak bisa diberangkatkan dari Kota Solo. "Makin lama makin berdampak, jika nilai pembatalan ini dinominalkan Rp 250 miliar bulan maka sampai dengan April Rp 420 miliar," kata Her Suprabu.
Dampak lainnya, biro umroh sudah merumahkan karyawan, dan sebagian mengurangi karyawan. Meski demikian, Her menjamin keamanan uang jamaah selalu terpantau. Uang jamaah memperoleh jaminan tidak akan hilang.
"Dana pembayaran jamaah masuk ke rekening khusus. Dana penampung Kemenag aman. Yang belum masuk ke sistem akan dipantau Perpuhi, pada saat waktu diperlukan jangan sampai disalah gunakan. Apabila proses lancar akan diberangkatkan kembali oleh biro umroh/haji," paparnya.
Ketua Apindo Solo, Iwan Kurniawan Lukminto, menyatakan, kondisi sekarang sangat sulit, karena dampak pandemi global ini memberhentikan ekonomi global secara massif. Mengenai tunjangan hari raya (THR), dia berharap ada kebijakan khusus dari pemerintah, misalnya menunda atau memberikan sebagian THR. "Karena sekarang ini pengusaha untuk menggaji bulan April pun sudah mengalami banyak kesulitan. Banyak restoran, hotel tempat hiburan di Solo sudah menutup tempat operasional mereka. Jika tidak ada kebijakan pemerintah maka akan kesulitan," ungkapnya.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonensia (APPBI) Solo, Budianto Wiharto, mengatakan, APPBI kesulitan mengenai aturan main antara penyewa dan yang menyewakan tempat. Penyewa banyak yang meminta digratiskan biaya sewa. Padahal biaya rutin tidak pernah berkurang. "Di Paragon penyewa yang tutup 17 persen. Namun yang menyampaikan surat permintaan tidak membayar sewa 100 persen.Untuk Paragon ada potongan operasional saja, kecuali utility," terangnya.
Ketua PHRI Solo, Abdullah Soewarno, mengatakan, sampai 13 April ada 15 hotel dan restoran/ kafe di Solo yang tutup. PHRI Solo memiliki anggota sebanyak 160 anggota. "Berdasarkan laporan dari 29 hotel, karyawan domisili/KTP Solo yang dirumahkan 151 orang, semuanya sudah ditangani Dinas Sosial, diberikan sembako per alamat, melalui RW/RT," ujarnya.
Sri Mulyono menyatakan, Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia memiliki 23 anggota aktif. Jika masing masing memiliki 50 karyawan maka ada sekitar 1.150 karyawan terdampak. "Kondisi sekarang banyak yang kolaps, dan lelang pengadaan barang dan jasa sementara ini masih ditunda. Karyawan sementara dirumahkan. Untuk pelayanan masih berjalan. Pekerjaan yang bisa dikerjakan adalah pekerjaan yang kontrak kemarin dan masih tinggal sedikit," ungkapnya.