Rabu 15 Apr 2020 16:21 WIB

Digitalisasi Nozel Pertamina Capai 80 Persen

Program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan layanan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Digitalisasi nozel Pertamina capai 80 persen. Foto ilustrasi SPBU Pertamina.
Foto: Republika/Prayogi
Digitalisasi nozel Pertamina capai 80 persen. Foto ilustrasi SPBU Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah Pandemi Covid-19, Pertamina terus berupaya menyelesaikan program Digitalisasi SPBU dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menyatakan saat ini proses digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia masih berjalan dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat. Namun memang tidak dapat dilakukan secara massif seperti pada kondisi normal, demi keselamatan dan keamanan para pekerja baik internal maupun mitra. Karenanya  diperlukan penyesuaian jadwal penyelesaian yang semula ditargetkan di pertengahan tahun ini.

Baca Juga

“Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 menjadi prioritas utama pada saat ini, agar bisa secepatnya berakhir sekaligus menjaga keselamatan dan keamanan para pekerja,” terang Fajriyah.

Menurut Fajriyah, meskipun jadwal akan disesuaikan dengan kondisi saat ini, proses digitalisasi SPBU di seluruh Indonesia terus akan diupayakan untuk diselesaikan pada tahun ini.

Proses digitalisasi SPBU, tambah Fajriyah, hingga awal April 2020 telah mengalami kemajuan cukup signifikan. Dari total 5.518 SPBU, seluruhnya telah tuntas disurvei. Sebanyak 4.410 SPBU atau hampir 80 persen sudah dilakukan instalasi sistem IT, sedangkan Automatic Tank Gauge (ATG) sudah terpasang di 4.458 SPBU atau capai 81 persen. Dari instalasi ini akan dilanjutkan untuk progres integrasi agar data bisa dipantau melalui dashboard.

“Program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, sehingga bisa memantau ketersediaan dan stok BBM di setiap wilayah, stok dan penjualan BBM serta transaksi di SPBU serta sekaligus dapat meningkatkan pengawasan penyaluran BBM,” imbuh Fajriyah.

Fajriyah menambahkan, dengan sistem digital, seluruh proses penyediaan BBM di SPBU terpantau dengan baik dan data tersebut dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas.

“Digitalasi SPBU merupakan bagian dari program digitaliasi Pertamina yang akan dilakukan dari hulu hingga ke hilir. Digitalisasi juga  dilanjutkan pada TBBM, kapal pengangkut, kilang  bahkan hingga sumur pengeboran,” pungkas Fajriyah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement