REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan wakil Presiden Barcelona Emili Rousaud siap menghadapi tuntutan hukum Barcelona. Rousaud dilaporkan Josep Maria Bartomeu ke ranah hukum pada Senin (13/4) waktu setempat, karena melayangkan tuduhan adanya kasus korupsi di tubuh klub.
Namun, pria asli Barcelona tersebut mengaku tidak takut karena memiliki bukti yang mendasar dan kuat. "Adanya tindak korupsi di dalam klub ditunjukkan oleh fakta bahwa mereka telah menghapus kontrak dengan berbagai perusahaan (yang berbasis pada perpajakan yang melanggar hukum pencegahan pencucian uang)," kata Rousaud dikutip dari Marca, Rabu (15/4).
"Dengan tujuan menghindari kontrol internal, mendapat dukungan dari Komite Alokasi (yang mengendalikan harga beli pasar), dan dewan," tambah dia.
Rousaud juga mengatakan, mantan klubnya itu tidak memiliki bukti yang kuat dan mendasar dibandingkan dia. "Pernyataan kategoris yang saya buat dalam kaitannya dengan masalah ini sepenuhnya benar dan dapat dibuktikan, pendapat yang saya kemukakan benar-benar mendasar. Tapi dapat saya katakan bahwa laporan (Barcelona) tidak memiliki dasar," jelas Rousaud.
Rousaud bahkan mengaku pernah membahas masalah ini ketika dirinya belum keluar dari klub. Namun, Rousaud justru dirumahkan oleh Bartomeu, sehingga dia memutuskan untuk mengundurkan diri beberapa hari kemudian.
"Saya membawa ketidakberesan ini menjadi perhatian klub saat itu. Sayangnya, mereka justru menjadikannya sebagai alasan pengunduran diri saya," ujar dia.
Sebagai mantan wakil presiden, Rousaud merasa apa yang dilakukannya adalah kewajibannya secara moral dan hukum. Secara terbuka, ia mengecam tindakan tidak benar yang dapat merupakan kejahatan itu.
"Saya tidak pernah meragukan kehormatan klub tercinta kami dan para karyawannya, sebaliknya. Saya merasa terhormat telah dilayani oleh Barcelona tercinta dan memiliki kesempatan untuk bertemu orang-orang yang bekerja dengan kualitas profesional dan manusia yang hebat di klub," ungkapnya.