REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN terus mencari alat kesehatan (alkes), bahan baku obat, hingga obat dalam bentuk jadi untuk penanganan corona. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, upaya ini tidak mudah karena ketatnya persaingan dengan banyak negara.
"Perlu diketahui beratnya kita mendapatkan alat kesehatan seperti ventilator itu rebutan. Di samping itu, bahan obat, masker, APD, itu juga rebutan. Jadi, semua kejar-kejaran. Ke mana ada barang, langsung beli," ujar Arya saat konferensi video di Jakarta, Rabu (15/4).
Arya mengatakan, upaya BUMN perlahan membuahkan hasil dengan berhasil membeli bahan baku untuk oseltamivir dari India. Oseltamivir merupakan obat corona sebagaimana klorokuin. Bahan baku tersebut telah tiba di Indonesia pada 9 April lalu.
Nantinya, menurut Arya, bahan baku tersebut akan diproduksi Bio Farma hingga mampu menciptakan sekira 500 ribu tablet oseltamivir. Arya mengaku sengaja baru membuka informasi keberhasilan BUMN mendapatkan bahan baku untuk oseltamivir.
"Kami kemarin tidak begitu membuka karena kan sekarang lagi 'perang' untuk merebut bahan baku dan obat," kata Arya.
Tak hanya mendapatkan oseltamivir, Arya melanjutkan, BUMN telah mendatangkan satu ton bahan baku untuk klorokuin yang juga akan diproduksi Bio Farma. Arya menyebut, oseltamivir sudah mulai didistribusikan ke RS Pertamina Jaya. Kelak, obat-obat tersebut juga akan didistribusikan ke sejumlah RS yang menangani corona.