REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pandemi Covid-19 berdampak pada kondisi psikologis warga. Di Kota Sukabumi, ada puluhan warga yang mengalami gangguan psikologis dan berkonsultasi dengan psikolog.
''Ada sekitar 58 warga yang konsultasi mengalami gangguan psikologis terkait Covid-19,'' ujar Ketua Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Kota Sukabumi Joko Kristianto yang juga psikolog, kepada Republika, Rabu (15/4).
Menurut dia, rata-rata warga tersebut berkonsultasi karena khawatir terkena Covid-19. Sehingga mereka gelisah dan tidak tenang. Oleh karena itu, mereka mendapatkan penanganan supaya tidak gelisah dan banyak terbantu karena mereka lebih tenang.
Dari 58 orang ini kata Joko, sebanyak 51 orang sudah kembali tenang dan tidak gelisah lagi. "Rata-rata mereka gelisah tidak hanya pada diri sendiri melainkan pada anggota keluarganya yang tinggal di zona merah di daerah lain," ujar dia.
Sementara enam warga lainnya mengalami gejala psikomatis yang cukup berat. Sehingga, masih dalam tahap penanganan. Mereka ini mengalami gejala sakit kepala dan depresi. Puluhan warga ini juga rata-rata introvert.
Joko mengatakan, kini dampak Covid-19 juga dirasakan pada ekonomi warga. Akibatnya kemungkinan warga yang mengalami depresi karena sulit usahanya terdampak Covid-19.
Wali Kota Sukabumi Achmae Fahmi mengatakan, pemkot akan segera menyalurkan bantuan jaring pengaman sosial kepada warga. Di mana bantuan ini ditujukan kepada warga yang terdampak Covid-19.
''Bantuan ini ada yang berasal dari pusat dan provinsi serta kota,'' kata Fahmi. Bantuan ini diharapkan bisa membantu warga dan tidak mengalami kekhawatiran.