REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto menegaskan kondisi industri di wilayah itu masih bertahan dan kondusif di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Adik usai koordinasi dengan sejumlah pelaku usaha terkait dampak Covid-19 terhadap kinerja ekonomi Jatim di Graha Kadin Jatim, Rabu (15/4).
"Memang ada beberapa yang terdampak dan mengalami penurunan kinerja, namun penurunan itu masih dalam kondisi wajar dan bisa diterima," kata Adik.
Adik juga meminta Pemprov Jatim berhati-hati menerapkan karantina wilayah karena dampaknya akan memperburuk kondisi masyarakat, utamanya masyarakat kelas bawah. Menurut dia, rencana karantina wilayah harus ditimbang dengan benar, karena akan merugikan banyak pihak, termasuk sektor industri.
Ketua Umum DPD Gabungan Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) Jatim, Romzi Abdullah mengakui hal yang sama, seperti kondisi arus barang impor yang saat ini sudah mulai lancar pascaChina membuka kembali perdagangan mereka.
"Dengan mulai lancarnya arus barang impor dari China, diharapkan bahan baku industri bisa terpenuhi, sebab kemarin di saat awal Wuhan ditutup, impor bahan baku dari China memang distop," katanya.
Ia mengatakan, meski saat itu bahan baku dari China dihentikan, pihaknya masih dapat bahan baku dari Asia seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan Korea Selatan, meski tidak sebanyak yang dari China.
"Di saat bahan baku dari Asia berkurang, China sudah dibuka. Nah, harapan kami ini akan semakin stabil . Kapal-kapal dari China sudah mulai berdatangan, ada 16 kapal besar, bahan baku tidak berhenti," katanya.
Meski stabil, Romzi menegaskan industri di Jatim tetap melakukan socialdistancing, dan mengurangi jam kerja, yakni kalau biasanya jam kerja karyawan bisa tiga shift, saat ini hanya satu shift saja.