REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghentikan pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas penanganan pandemi Covid-19 memicu kecaman dari para pemimpin dunia pada Rabu (15/4). Apalagi, saat ini infeksi global tercatat melewati angka 2 juta orang.
Trump mengatakan bahwa WHO, yang berbasis di Jenewa, telah mempromosikan "disinformasi" China tentang virus. Utusan khusus WHO untuk Covid-19, David Nabarro, mengatakan, setiap tuduhan harus dibiarkan sampai setelah virus dikalahkan.
"Jika dalam proses Anda memutuskan untuk menyatakan bahwa Anda akan menarik dana atau membuat komentar lain tentang WHO, ingat, ini bukan hanya WHO. Ini adalah seluruh komunitas kesehatan masyarakat yang terlibat saat ini," katanya pada Rabu (15/4) dalam webinar tanpa menyebut Amerika Serikat atau Trump.
"Setiap orang di dunia adalah pekerja kesehatan masyarakat sekarang. Semua orang bertanggung jawab. Semua orang berkorban. Semua orang terlibat," kata Nabarro.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, sekarang bukan saatnya untuk memotong sumber daya bagi WHO. "Sekarang saatnya untuk persatuan dan bagi masyarakat internasional untuk bekerja sama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan," kata Guterres.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell ikut bersuara di Twitter. “Sangat menyesali keputusan AS untuk menunda pendanaan ke WHO. Tidak ada alasan membenarkan langkah ini pada saat upaya mereka dibutuhkan lebih daripada sebelumnya," kata Borrell.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, WHO penting untuk mengatasi pandemi. "Pada saat seperti ini ketika kita perlu berbagi informasi dan kita perlu memiliki saran yang dapat kita andalkan, WHO telah menyediakan itu," kata Ardern.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, dia bersimpati dengan kritik Trump terhadap WHO, terutama dukungan untuk membuka kembali pasar basah China, tempat hewan yang baru disembelih dan dijual. "Namun, WHO juga sebagai organisasi melakukan banyak pekerjaan penting termasuk di sini di wilayah kami di Pasifik dan kami bekerja sama dengan mereka," kata Morrison.
John Sawers, mantan kepala badan intelijen asing MI6 Inggris, mengatakan, China menyembunyikan informasi penting tentang wabah dari seluruh dunia. Menurut dia, akan lebih baik meminta pertanggungjawaban China daripada WHO.