Kamis 16 Apr 2020 12:07 WIB

Profesor Universitas Uludag Bahas Metode Karantina Nabi

Metode karantina diajarkan oleh Nabi Muhammad.

Profesor Universitas Uludag Bahas Metode Karantina Nabi. Foto:  Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Profesor Universitas Uludag Bahas Metode Karantina Nabi. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Dalam beberapa hadits, Nabi Muhammad menekankan pentingnya bertahan hidup daripada mengambil risiko kematian. Orang-orang diperintahkan menjauhi wilayah yang diserang penyakit.

"Nabi Muhammad membahas konsep karantina 14 abad lalu," kata profesor Universitas Uludag, Turki, Cafer Karadas, dilansir dari TRT World pada Kamis (16/4).

"Ketika Anda mengetahui ada wabah di suatu wilayah maka jangan ke sana dan jika wabah itu ada di wilayah Anda maka jangan Anda pergi dari situ," kata salah satu hadits Nabi Muhammad tentang konsep karantina.

Karadas menilai konsep karantina modern tak lepas dari ajaran Nabi Muhammad tersebut. Sepanjang pandemi seperti corona, Nabi Muhammad sudah menyarankan agar bertahan di rumah saja melindungi diri dari bahaya penyakit.

Karadas menyatakan kontak manusia menjadi aspek terpenting untuk dikurangi semaksimal mungkin selama pandemi. Tujuannya meredam penyebaran virus.

"Berabad-abad lalu, Nabi Muhammad memerintahkan umatnya menjauhi kontak selama pandemi untuk menjaga kesehatan. Ini menunjukkan betapa Islam menjunjung prinsip bertahan hidup," ujar Karadas. 

Karadas melanjutkan, satu hadits mengisahkan Nabi Muhammad menolak berjabat tangan ketika membuat perjanjian di Madinah. Alasannya, utusan yang bekerja sama dengan Nabi Muhammad berasal dari wilayah terkontaminasi penyakit.

"Nabi Muhammad menekankan pentingnya menjaga kesehatan dirinya dan masyarakat. Beliau meminta utusan itu pulang ke tempat asalnya," ungkap Karadas.

Kini, konsep karantina digunakan di dunia dalam menjawab pandemi virus seperti corona. Karantina diharapkan memutus rantai penularan penyakit karena minimnya kontak manusia. Dengan demikian, virus dapat secepatnya ditanggulangi sebelum menyebar luas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement