REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Komisi Ekonomi dan Sosial PBB (ESCWA) mengatakan, sebanyak 74 juta orang di negara-negara Arab tidak memiliki akses ke fasilitas cuci tangan untuk mencegah penyebaran wabah virus corona. ESCWA menambahkan, mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk melawan virus corona tipe baru atau Covid-19.
Permintaan air untuk mencuci tangan di negara-negara Arab telah diatur antara 9-12 liter per orang per hari. Dengan demikian, peningkatan harian kebutuhan air dalam rumah tangga rata-rata antara 4-5 juta meter kubik.
Situasi semakin diperburuk oleh pasokan air pipa yang tidak memadai di 10 negara Arab, dari 22 negara Arab lainnya. Selain itu, ESCWA menyatakan, hampir 87 juta orang tidak memiliki akses ke sumber air minum di rumah-rumah.
"Diperkirakan 26 juta pengungsi dan pengungsi internal di wilayah ini juga berisiko lebih tinggi tertular Covid-19 karena kurangnya air, sanitasi dan layanan kebersihan yang memadai," ujar pernyataan ESCWA, dilansir Anadolu Agency, Kamis (16/4).
ESCWA menyoroti kondisi warga Palestina yang kesulitan mengakses air bersih. Menurut organisasi tersebut, hanya 1 dari 10 rumah tangga di Jalur Gaza yang memiliki akses air bersih.
Sejak 2006, Israel telah memberlakukan blokade di Jalur Gaza. Banyak sektor terkena dampak buruk akibat blokade tersebut termasuk ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Palestina mengkonfirmasi 329 kasus virus corona dengan dua kematian. Berdasarkan data Johns Hopkins University, virus corona secara global telah menginfeksi lebih dari 2 juta orang dengan 132.300 kematian.