Kamis 16 Apr 2020 14:44 WIB

Sebulan tak Terlihat, Presiden Nikaragua Muncul Kembali

Presiden Nikaragua Daniel Ortega kembali muncul di hadapan publik, Rabu (15/4)

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Presiden Nikaragua Daniel Ortega kembali muncul di hadapan publik, Rabu (15/4), lewat tayangan yang disiarkan televisi nasional.
Foto: Jorge Torres/EPA
Presiden Nikaragua Daniel Ortega kembali muncul di hadapan publik, Rabu (15/4), lewat tayangan yang disiarkan televisi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, MANAGUA - Presiden Nikaragua Daniel Ortega kembali muncul di hadapan publik, Rabu (15/4), lewat tayangan yang disiarkan televisi nasional. Ia muncul setelah tidak terlihat selama satu bulan sehingga membuat banyak pihak bertanya mengenai kondisi kesehatan dan keberadaannya di tengah pandemi Covid-19.

Ortega, mantan gerilyawan sayap kiri berusia 74 tahun, diketahui sempat sakit parah. Namun saat tampil di hadapan publik, ia tidak menerangkan alasannya absen selama 33 hari. Walaupun demikian, ia menyatakan Nikaragua akan menangani pandemi dengan penuh tanggung jawab.

Baca Juga

"Kami tidak pernah berhenti bekerja karena jika warga tak bekerja, mereka mati," kata Ortega. "Kami adalah negara para pekerja, orang-orang yang tidak akan mati karena kelaparan," ujar dia.

Riwayat kesehatan Ortega merupakan informasi yang tertutup rapat. Banyak spekulasi muncul di kalangan masyarakat saat ia menghilang dari hadapan publik.

Beberapa tahun lalu, Ortega pernah mengalami dua serangan jantung, tingkat kolesterol tinggi, dan penyakit lainnya, kata seorang pejabat pekan lalu. Sejak saat itu, presiden berupaya menjaga kondisi kesehatannya, tambah dia.

Sebelum menjabat untuk kedua kalinya sebagai presiden, Ortega sempat merancang perubahan konstitusi sehingga memungkinkan ia terpilih kembali. Ortega, lewat pidatonya, mengatakan Nikaragua memiliki jumlah pasien positif Covid-19 terendah karena hanya sembilan orang yang dinyatakan positif dan satu di antaranya meninggal dunia.

"Kami memiliki kapasitas menangani pasien virus corona (SARS-CoV-2)," terang Ortega.

Akan tetapi, sejumlah ahli kesehatan mempertanyakan ketepatan data pemerintah mengenai pasien positif Covid-19 di Nikaragua. Mereka mendorong pemerintah menyiarkan jumlah orang yang telah diperiksa.

Nikaragua merupakan satu dari sedikit negara yang tidak menerapkan aturan pembatasan. Nikaragua tidak melarang adanya pertemuan berskala besar dan tidak menutup sekolah serta universitas sebagaimana dianjurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement