Kamis 16 Apr 2020 17:13 WIB

Pasien Positif Corona di Solo Bertambah Tiga Orang

Dua pasien yang naik kelas dari PDP merupakan peserta ijtima ulama dunia di Gowa

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Gedung RSUD dr Moewardi di Solo, Jawa Tengah.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Gedung RSUD dr Moewardi di Solo, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Solo bertambah tiga orang pada Kamis (16/4) sehingga totalnya menjadi delapan orang. Rinciannya, lima pasien dirawat, satu pasien sembuh dan dua pasien meninggal dunia.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Solo sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani, mengatakan, penambahan pasien terkonfirmasi Corona di Solo itu dua pasien naik kelas dari status pasien dalam pengawasan (PDP), dan satu pasien seorang mahasiswa yang kos di daerah Jebres.

Dua pasien yang naik kelas dari PDP tersebut merupakan peserta ijtima ulama dunia di Gowa, Sulawesi Selatan. Keduanya masing-masing warga kelurahan Kedunglumbu dan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon dan berusia di atas 60 tahun. Sebelumnya, mereka pernah dinyatakan sebagai PDP dan dirawat di RSUD dr Moewardi, kemudian diperbolehkan pulang ke rumah karena dinyatakan sembuh.

"Tetapi ternyata kambuh lagi, akhirnya masuk ke RSUD dr Moewardi lagi dan dinyatakan positif," kata Ahyani dalam jumpa pers di Balai Kota, Kamis (16/4).

Sedangkan satu pasien berstatus mahasiswa tersebut selama ini tinggal di kos daerah Kentingan, Kecamatan Jebres. Beberapa waktu lalu mahasiswa tersebut sempat pulang ke rumahnya di daerah Jabodetabek kemudian kembali ke Solo dengan gejala Covid-19. Setelah dilakukan pemeriksaan, mahasiswa tersebut dinyatakan positif Corona. Akhirnya, warga satu kos dikarantina semua.

"Akhirnya apa yang kami khawatirkan terjadi. Pengawasan tempat kos tidak bisa terdeteksi sehingga satu kos harus dikarantina semua. Kami juga harus mentracking pasien ini apakah pernah berkunjung ke tempat kos lain," imbuhnya.

Oleh karena itu, Ahyani meminta masyarakat semakin waspada dengan tetap berada di rumah dan tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada urusan penting. Selain itu, menjaga pola hidup bersih dan sehat serta mengenakan masker saat keluar rumah.

Dia juga mengimbau agar siapa saja yang berada di Solo jujur mengenai riwayat perjalanan dan penyakit yang diderita. Sebab, dia mendapat laporan warga yang tidak mau mengakui riwayat perjalanan karena khawatir masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP).

"Kalau sakit bilang sakit, jangan sembunyi. Kalau sakit penanganannya jelas. Yang tidak sakit jangan mengucilkan yang sakit," katanya.

Sementara itu, sampai Kamis jumlah PDP di Solo sebanyak 70 orang dengan rincian 17 pasien dirawat, 40 orang telah sembuh, dan 13 pasien meninggal. Sedangkan jumlah ODP meningkat dari 392 orang menjadi 400 orang. Rinciannya, 111 orang masih dilakukan pemantuan dan 289 orang selesai pemantauan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement