Kamis 16 Apr 2020 17:46 WIB

Bukittinggi Rancang Model Belajar dan Ibadah Ramadhan

Dalam model belajar, orangtua dan anak diminta memaksimalkan waktu dalam beribadah.

[Ilutrasi] Petugas menyemprotkan disinfektan di kawasan Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat. Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, merancang model belajar bermakna dan beribadah bersama keluarga untuk pendidikan bagi anak selama Ramadhan 1441.
Foto: ANTARA/iggoy el fitra
[Ilutrasi] Petugas menyemprotkan disinfektan di kawasan Jam Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat. Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, merancang model belajar bermakna dan beribadah bersama keluarga untuk pendidikan bagi anak selama Ramadhan 1441.

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, merancang model belajar bermakna dan beribadah bersama keluarga untuk pendidikan bagi anak selama Ramadhan 1441. Hal ini jika selama Ramadhan 1441 Hijriah kondisi akibat wabah virus corona masih belum membaik.

"Hari ini mulai kami bahas bersama Kemenag dan MUI Bukittinggi. Kita mencoba memaknai dan mengambil sisi positif dari dampak virus Corona terhadap pelaksanaan pendidikan anak dalam keluarga," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bukittinggi Melfi Abra di Bukittinggi, Kamis (16/4).

Baca Juga

Dalam model belajar tersebut, orangtua dan anak diminta untuk memaksimalkan waktu bersama di rumah. Misalnya, dalam pelaksanaan shalat berjamaah, mengaji bersama, mendekatkan anak dengan kegiatan membantu orang tua di rumah dan lainnya.

Menurut Melfi, hasil yang diharapkan, untuk remaja perempuan terlibat aktivitas ibu di dapur, remaja laki-laki mengenal dan membantu tugas ayah di rumah. Selain itu, orang tua menghidupkan mendongeng untuk anak-anak jelang istirahat dan meningkatkan kebersamaan dalam aktivitas agama.

"Bagaimana bentuk kegiatan hariannya kami mulai rancang. Intinya dalam model belajar ini kita memperkuat pendidikan karakter di dalam keluarga, meningkatkan kualitas hubungan dalam keluarga," katanya.

Model belajar dan beribadah bersama keluarga itu sekaligus menjadi pengganti pendidikan karakter berbasis akidah dan adat basandi syara' atau biasa disebut pesantren Ramadhan yang rutin dilaksanakan di bulan suci itu. Sementara itu, pemerintah kembali memperpanjang masa belajar di rumah siswa hingga 30 Mei 2020 dan siswa akan kembali ke sekolah dijadwalkan 2 Juni 2020.

Karena kondisi "dirumahkannya" siswa dalam waktu dua bulan lebih terhitung sejak Rabu(19/3), ia menerangkan hal itu tidak perlu dirisaukan oleh orangtua dan anak mengenai ketuntasan kurikulum. "Ketuntasan belajar kini tidak ada. Ujian untuk mengukur ketuntasan kurikulum tidak ada. Sebagai ganti dasar kenaikan kelas adalah portofolio nilai rapor dan prestasi sebelumnya," katanya.

Sementara terkait kelulusan, tidak dilaksanakan dalam bentuk ujian nasional melainkan portofolio nilai rapor dan prestasi siswa sebelumnya dengan dasar nilai dari lima semester terakhir. "Jadi semester ini tidak dihitung. Namun demikian, setiap tugas yang diberikan guru pada siswa di masa pandemi ini tetap harus dikerjakan dengan baik dan diharapkan keterlibatan orangtua di dalamnya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement