REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Tenis AS (USTA) diperkirakan baru membuat keputusan mengenai nasib US Open pada Juni. US Open semula dijadwalkan berlangsung pada 24 Agustus sampai 13 September di Flushing Meadows di New York.
"Kami belum menetapkan tanggal (untuk mengambil keputusan), karena berbagai hal berubah sangat cepat," kata ketua eksekutif USTA Michael Dowse seperti dikutip New York Times yang dipantau dari Jakarta pada Kamis (16/4).
"Anda dapat membayangkan persiapan US Open tidak pendek Menurut saya mungkin pada akhir Juni, pokoknya sekitar Juni," kata dia.
Musim kompetisi tenis telah dihentikan pada awal Maret akibat pandemi Covid-19. Banyak negara menutup perbatasan dan melakukan berbagai upaya untuk membatasi penyebaran virus corona.
Wimbledon dibatalkan untuk kali pertama sejak Perang Dunia kedua, sedangkan French Open digeser dari Mei ke September. Semua turnamen juga ditangguhkan setidaknya sampai pertengahan Juli.
Fasilitas tenis indoor untuk US Open saat ini difungsikan sebagai rumah sakit temporer akibat krisis kesehatan di New York.
USTA juga mengatakan pihaknya akan memotong gaji para petingginya sebesar 20 persen untuk sisa musim 2020. Pemotongan gaji itu dilakukan untuk mengumpulkan dana demi mendukung fasilitas-fasilitas tenis AS, kepelatihan profesional, dan organisasi-organisasi tenis akar rumput.
Dowse mengatakan pendanaan darurat tidak bergantung pada nasib turnamen Grand Slam, yang merupakan sumber pemasukan utama USTA.
"Rencana-rencana itu akan ditahan. Ini merupakan pemodelan dari apa yang kami tahu dapat kami lakukan, dan kemudian jika dalam teorinya kami dapat melakukan lebih, kami akan berusaha melakukannya," tutur Dowse.
"Kami harus mempertahankan klub-klub tenis ini dan melatih para pemain pro sebanyak mungkin semampu kami," ujar dia.