Kamis 16 Apr 2020 19:19 WIB

Indonesia Berdzikir, Prof Didin: Semua Kembali pada Allah

Indonesia Berdzikir, Muslim diminta optimistis hadapi kondisi wabah dan Ramadhan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Indonesia Berdzikir, Prof Didin: Semua Kembali pada Allah. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Didin Hafidhuddin
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Indonesia Berdzikir, Prof Didin: Semua Kembali pada Allah. Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Didin Hafidhuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Didin Hafidhuddin menuturkan, acara Tarhib Ramadhan dan Indonesia Berzikir secara daring pada Kamis (16/4) pukul 19.30 WIB merupakan bentuk keprihatinan terhadap masalah wabah virus Covid-19. Acara ini hasil kerja sama lintas kementerian/lembaga mulai dari BNPB, Kementerian Agama, Kemenkominfo, MUI, TVRI dan lembaga terkait lainnya. 

"Saya kira ini salah satu bentuk keprihatinan kita menghadapi masalah yang berat dan besar ini. Dan kita yakin semua umat Muslim, bangsa, pemimpin, harus kembali pada Allah karena hanya Allah yang bisa menghilangkan Covid-19 ini. Usaha-usaha manusia memang diperlukan tetapi untuk menuntaskannya ternyata juga tidak bisa," ujar dia kepada Republika.co.id, Kamis (16/4).

Baca Juga

Acara tersebut, juga untuk menggambarkan keagungan dan kekuasaan Allah SWT dengan sikap kerendahan hati sebagai hamba-Nya. "Dengan menyebut asma Allah, membaca Alquran, berdoa dan berdzikir. Jadi kita harus kembali pada Allah," ujar dia.

Didin juga mengingatkan tentang pentingnya membangun solidaristas dan kesetiakawanan sosial dalam situasi pandemi wabah Covid-19 saat ini. Meski masalah wabah ini berat bagi sebagian kalangan, harus pula diingat bahwa para pekerja lepas yang mengandalkan pendapatan hariannya jauh lebih merasakan beban yang berat.

"Karena itu, diperlukan solidaritas sosial yang kuat untuk saling membantu antartetangga, antarsaudara, antarkeluarga, sehingga tidak hanya mengandalkan pada pemerintah, umat pun harus bergerak membantu sesama," ucap dia.

Di waktu yang tak lama lagi akan memasuki Ramadhan, Didin mengimbau seluruh umat Muslim tetap optimistis dalam menghadapi wabah corona. "Umat Muslim tidak perlu pesimistis, tidak perlu khawatir. Optimisme tetap harus kita bangun meski kita belum bisa shalat berjamaah di masjid, takjil dan shalat tarawih bersama," ujarnya.

Didin mengungkapkan, setiap Muslim harus bersungguh-sungguh menggunakan waktu yang ada untuk beribadah di rumah selama Ramadhan. Ibadah ini antara lain shalat fardhu dan tarawih berjamaah bersama keluarga di rumah, berdzikir, tilawah Alquran dan ibadah-ibadah lain.

"Niatkan dalam hati untuk semaksimal mungkin akan menggunakan waktu sebaik-baiknya. Berdzikir di rumah, tarawih di rumah dengan keluarga, baca Alquran, dan sebagainya," kata dia.

Didin dalam kesempatan itu juga meminta pemerintah total dalam mengatasi wabah corona. Pemerintah harus fokus menyelamatkan seluruh warganya. Dia mengingatkan, menyelamatkan satu nyawa sama dengan menyelamatkan banyak orang. Begitu pun sebaliknya, menghilangkan satu nyawa berarti menghilangkan nyawa manusia lainnya.

"Pemerintah harus all out, jangan berpikir yang lain, berpikirlah keselamatan umat dan bangsa. Memang di Amerika, Italia, Spanyol, itu angka kematiannya lebih besar dari kita. Tetapi jangan berpikir angkanya, jangan menganggap kecil, jangan menganggap enteng. Ini manusia," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement