Kamis 16 Apr 2020 19:59 WIB

Seto Mulyadi: Pandemi Covid-19 Momentum Berhenti Merokok

Perokok dinilai lebih berisiko tertular Covid-19.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi.
Foto: Youtube
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk berhenti merokok. Menurut pria yang akrab disapa Kak Seto ini, perlu ada desakan untuk mengendalikan tembakau dengan mengaksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok.

"Pandemi Covid-19 ini momentum bagi kita untuk tidak hanya melakukan physical distancing, tetapi juga tobacco distancing," ujarnya saat jumpa pers secara daring di Jakarta, Kamis (16/4).

Menurut Kak Seto, sudah banyak negara di dunia yang sudah meratifikasi dan mengaksesi FCTC demi melindungi warga negaranya dari dampak buruk rokok. Terkait pandemi Covid-19, Kak Seto mengatakan sejumlah penelitian ilmiah juga sudah menemukan hubungan antara perilaku merokok dengan risiko penularan Covid-19.

Kak Seto melihat ada hubungan nyata antara rokok dengan Covid-19. "Perokok lebih berisiko tertular Covid-19. Para pakar berpendapat berhenti merokok, baik rokok biasa maupun rokok elektronik, dapat menurunkan risiko," kata dia.

Karena itu, LPAI memandang pandemi Covid-19 harus dipandang dan ditangani secara serius. Apalagi, pandemi Covid-19 juga berdampak kepada anak-anak. "Anak-anak menjadi stres di rumah karena orang tuanya juga stres, kita harus serius menghadapi pandemi ini," ujar Kak Seto.

LPAI merupakan salah satu pihak yang ikut menandatangani surat dukungan terhadap penanganan Covid-19 untuk Presiden Joko Widodo yang dikirimkan 40 lembaga organisasi masyarakat sipil, akademisi, profesi, dan lembaga nonpemerintah.

Surat tertanggal 15 April 2020 itu menyampaikan sejumlah penelitian yang menemukan hubungan antara perilaku merokok dengan risiko penularan Covid-19. Sebanyak 40 organisasi yang menandatangani surat tersebut meminta Presiden Joko Widodo untuk mengambil langkah tegas untuk mengendalikan tembakau, baik berupa rokok biasa maupun rokok elektronik, untuk mendukung penanganan Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement