Kamis 16 Apr 2020 20:16 WIB

Diminta Serap Ayam Lokal, Ini Kata Pengusaha Unggas

Kementan akan menyediakan dana untuk menolong peternak ayam mandiri.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Peternak memberi makan ayam petelur di peternakan ayam. ilustrasi
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Peternak memberi makan ayam petelur di peternakan ayam. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan telah membuat perjanjian dengan para perusahaan perunggasan terintegrasi atau integrator untuk menyerap ayam hidup milik peternak mandiri. Hal itu sebagai langkah untuk menyelamatkan peternak yang kini diambang kerugian.

Namun, Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), menyatakan, kebijakan tersebut masih dikaji secara mendalam oleh para perusahaan integrator. Ketua Umum GPPU Achmad Dawami menyatakan, para perusahaan bersama Kementerian Pertanian masih mengkaji kebijakan tersebut secara matang.

Baca Juga

"Sampai sekarang itu masih digodok, diolah. Sekarang baru ditunjuk sekitar 11 perusahaan besar, mungkin nanti bertambah," kata Dawami kepada Republika.co.id, Kamis (16/4).

Menurutnya, dari komunikasi yang sudah berjalan, pada intinya Kementerian Pertanian akan menyediakan dana untuk menolong peternak mandiri yang saat ini tengah kesusahan. Caranya, dengan membeli ayam milik peternak mandiri.

Hanya saja, keinginan itu terhambat oleh terbatasnya fasilitas gudang pendingin atau cold storage. "Bagaimana caranya beli ayam hidup dan ke siapa jualnya kalau tidak ada gudang pendingin? Kan juga bingung," katanya menerangkan.

Oleh karena itu, Dawami menuturkan bahwa pemerintah perlu menggandeng perusahan integrator yang juga memiliki Rumah Potong Hewan (RPH). Selain itu, juga menggandeng pihak RPH lainnya yang hanya fokus pada bisnis pemotongan hewan unggas.

Selanjutnya, kata dia, pemerintah akan menyediakan gudang penyimpanan yang disewa oleh Kementan sehingga bisa menampung ayam yang dibeli oleh integrator. Dawami pun menuturkan, strategi itu masih dikaji bersama, para perusahaan juga memberikan opsi lain yang dinilai lebih mudah.

"Menurut perusahaan, cara yang paling simple dari pada seperti itu, lebih baik pemerintah beli ayam karkas yang sekarang ada di cold storage masing-masing perusahaan. Karena sekarang gudang perusahaan bisa dikatakan penuh," kata Dawami.

Selanjutnya, perusahaan yang ayamnya dibeli pemerintah akan melakukan penyerapan ayam peternak mandiri dengan jumlah sesuai yang dijual kepada pemerintah. "Nanti harganya bagiaman bisa dihitung bersama. Ini menurut perusahaan supaya simpel, tapi detailnya semua masih dibahas bersama-sama," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengerek harga livebird demi menyelematkan nasib peternak.

"Kami sudah menerima laporan soal harga livebird turun yang dialami peternak, ini harus segera ditangani," kata Syahrul dalam Rapat Kerja Virtual bersama Komisi IV DPR, Kamis (16/4).

Syahrul mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan perusahaan perunggasan terintegrasi atau integrator. Mereka para integrator, kata Syahrul akan membali ayam hidup milik peternak mandiri diluar peternak ayam yang sudah menjadi mitra integrator.

Sebagai tindaklanjut, Syahru menuturkan, Kementan akan memfasilitasi penyewaan cold storage atau gudang pendingin yang diperlukan para integrator untuk menyimpan pasokan ayam yang sudah dibeli. Penyimpanan dilakukan dalam bentuk ayam karkas dan siap dipasarkan ke masyarakat dengan kerja sama perusahaan transportasi online.

"Perusahaan integrator juga sudah sepakat untuk terus mendorong hasil pembelian ayam peternak untuk diolah menjadi produk turunan. Seperti chicken nugget atau produk lainnya yang menarik," ujarnya.

Langkah terakhir, Syahrul menuturkan akan memberi penghargaan dan hukuman bagi perusahaan integrator yang sudah berjasa menyelamatkan bisnis peternakan mandiri dari ancaman gulung tikar saat ini. Ia pun menegaskan bahwa langkah-langkah itu merupakan jangka pendek.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement