REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Rabu (15/4) bahwa pemerintahannya berusaha untuk memastikan apakah virus Corona jenis baru atau Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China. China telah membantah spekulasi tersebut.
"Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi saat ini," kata Trump lewat keterangan pers.
Ditanya apakah dia telah membahas laboratorium Wuhan dalam percakapannya dengan Presiden Cina Xi Jinping, Trump mengatakan, "Saya tidak ingin membahas apa yang saya bicarakan dengannya tentang laboratorium, saya hanya tidak ingin membahas, itu tidak pantas sekarang."
Trump telah berusaha untuk menitikberatkan hubungan AS yang kuat dengan China selama pandemi karena Amerika Serikat. Trump mengandalkan Tiongkok untuk peralatan pelindung diri yang sangat dibutuhkan oleh pekerja medis Amerika.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan Beijing perlu terus terang pada apa yang mereka ketahui.
Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan, pada Selasa (14/4) mengatakan intelijen AS menunjukkan bahwa virus Corona kemungkinan terjadi secara alami. Hal itu bertentangan dengan anggapan bahwa virus itu dibuat di laboratorium di China, tetapi hal itu belum pasti.
Fox News, Rabu, melaporkan bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan dan bukan sebagai senjata biologis, tetapi sebagai bagian dari upaya China untuk menunjukkan bahwa upayanya untuk mengidentifikasi dan memerangi virus sama atau lebih besar dari kemampuan Amerika Serikat.
Laporan menyebutkan laboratorium di Wuhan melakukan eksperimen virologi. Lemahnya standar keselamatan di laboratorium tersebut menyebabkan seseorang terinfeksi dan muncul di pasar "basah" terdekat, tempat virus mulai menyebar.
Pompeo, dalam wawancara dengan Fox News Channel, mengatakan "kami tahu virus ini berasal dari Wuhan, China." Jarak Institut Virologi itu hanya beberapa mil dari pasar basah.
"Kami benar-benar membutuhkan pemerintah China untuk membuka diri" dan membantu menjelaskan "bagaimana sebenarnya penyebaran virus ini," kata Pompeo.