REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curahan hati sopir pengantar jenazah Covid-19, Muhammad Nursyam Surya viral di media sosial. Curahannya dinilai sangat menyayat hati sekaligus menampar kesadaran banyak orang.
Dia menghimbau dan bahkan berkali-kali minta tolong agar masyarakat mau berdiam di rumah demi mencegah semakin luasnya penyebaran virus tersebut.
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas mengaku tersentuh dengan apa yang diutarakan Nursyam saat diwawancarai Najwa Syihab.
Dalam wawancara tersebut, Nursyam mengaku sudah tidak sampai hati lagi melihat puluhan jenazah yang diantarnya setiap hari ke pemakaman tanpa ada pihak keluarga yang turut mengantar.
"Dengan meneteskan airmata dia berharap agar masyarakat mau mematuhi anjuran pemerintah, karena dia lihat masih banyak orang yang keluar rumah sehingga jalanan masih macet di mana-mana," ujar Anwar Abbas dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (16/4).
Anwar mengaku khawatir bila fenomena ini masih terus berlanjut. Belum lagi tingkat kepatuhan masyarakat terhadap imbauan pemerintah masih sangat-sangat rendah, maka tidak akan ada yang tahu berapa jumlah nyawa lagi akan berjatuhan.
"Maka pertanyaannya kapankah wabah ini akan bisa berakhir karena secara teoritis kita akan bisa menyetop wabah ini bila kita bisa memutus mata rantai penularannya," ujarnya.
Namun, lanjut Anwar, hal itu tampaknya sangat sulit karena masih banyak orang tidak melakukan berdiam di rumah. Sehingga sepertinya wabah ini masih belum akan bisa berhenti dalam waktu dekat.
Anwar pun menyayangkan dampak terhadap ekonomi yang akan semakin parah. Terutama ekonomi masyarakat yang berada di lapis bawah.
"Jelas akan sangat terpukul dan bahkan yang akan terjadi tidak hanya itu karena banyak perusahaan akan mem-PHK karyawannya, sehingga jumlah pengangguran dan kemiskinan akan semakin meningkat," papar Anwar.
Untuk itu tegas Anwar, dalam waktu dekat ini memang perlu ada langkah-langkah tegas dan jelas dari pemerintah untuk menghentikan penularan Covid-19 secepatnya. Sehingga keadaan dapat kembali normal seperti semula.
"Sebab kalau kita tidak bisa melakukannya maka kehidupan ekonomi masyarakat tentu bisa macet dan ini jelas sangat-sangat berbahaya bagi kehidupan bangsa dan negara ini. Dan kita jelas tidak mau itu terjadi," ucapnya.