Jumat 17 Apr 2020 00:32 WIB

Bangladesh Selamatkan Ratusan Warga Rohingya dari Lautan

Pengungsi Rohingya mengatakan mereka telah ditolak sebanyak tiga kali oleh Malaysia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ilustrasi pengungsi Rohingya berlayar di kapal.
Foto: Susana Vera/Reuters
Ilustrasi pengungsi Rohingya berlayar di kapal.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bangladesh berhasil menyelamatkan 396 orang Rohingya dari kapal yang terapung di tengah laut selama berminggu-minggu. Sebanyak 24 orang ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia di kapal tersebut.

Orang-orang Rohingya ini semula ingin berlayar menuju Malaysia. Akan tetapi, upaya ini gagal dicapai sehingga mereka terjebak di dalam kapal selama delapan minggu atau dua bulan.

"Mereka di laut selama sekitar dua bulan dan mereka kelaparan," ujar perwakilan dari penjaga pantai Bangladesh yang membantu upaya penyelamatan warga Rohingya, seperti dilansir Al Jazeera.

Dalam sebuah video, terlihat bahwa sebagian besar dari orang-orang Rohingya tersebut terdiri dari perempuan dan anak-anak. Sebagian terlihat sangat kurus dan bahkan sulit untuk berdiri.

Salah satu pengungsi Rohingya mengatakan mereka telah ditolak sebanyak tiga kali oleh Malaysia. Selain itu, pengungsi tersebut juga mengungkapkan sempat ada pertikaian yang terjadi antara penumpang dan kru kapal selama melakukan pelayaran ini.

Otoritas Bangladesh mengungkapkan keputusan akhir sudah ditetapkan terkait masa depan para pengungsi Rohingya ini. Berdasarkan keputusan tersebut, para pengungsi yang diselamatkan dari lautan ini akan dikembalikan ke tetangga Myanmar.

Di sisi lain, Myanmar tidak mengakui Rohingya sebagai warga negara mereka. Oleh karena itu, orang-orang Rohingnya kerap mendapatkan perlakuan tak adil dan pembatasan akses terhadap pekerjaan, layanan kesehatan dan pendidikan.

Pada 2017, diketahui ada ratusan ribu orang Rohingnya yang pergi meninggalkan negara tersebut karena menerima kekerasan dan perlakuan tak adil. Sebagian pengungsi yang berhasil masuk ke Bangladesh harus hidup di kamp pengungsian dekat perbatasan Myanmar.

Myanmar membantah bahwa mereka melakukan persekusi terhadap Rohingya. Myanmar juga menyatakan bahwa Rohingya bukanlah kelompok pribumi meski sudah tinggal di negara tersebut selama beberapa abad.

Kepolisian Malaysia di Kedah menyatakan bahwa beberapa kapal memang berupaya untuk menjangkau Malaysia. Saat ini, pemantauan yang dilakukan oleh Malaysia telah ditingkatkan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement