Kamis 16 Apr 2020 23:11 WIB

Pemerintah Evaluasi Penanganan Pandemi Covid-19 Setiap Hari

Menlu mengatakan pemerintah evaluasi penanganan pandemi Covid-19 setiap hari.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi
Foto: Republika/Fergi Nadira
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah Indonesia terus mengevaluasi kebijakan penanganan pandemi Covid-19 setiap hari. Hal itu guna memberikan dampak lebih maksimal dalam upaya melawan pandemi Covid-19.

"Setiap hari kami mengevaluasi kebijakan, mencoba membuatnya dapat diterapkan dan memberikan dampak lebih dalam upaya melawan virus," ujar Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers melalui video di Jakarta, Kamis (16/4).

Baca Juga

Menlu mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah selalu didasari relevansi dan karakter kebudayaan, kondisi demografi dan ekonomi. Menlu juga menyampaikan kembali pernyataan Presiden bahwa tidak ada kebijakan atau formula yang dapat diimplementasikan secara pas bagi semua negara.

Menlu mengatakan Covid-19 merupakan tantangan semua negara tanpa terkecuali. Yang penting dilakukan saat ini adalah belajar dari pengalaman negara-negara lain.

Selain itu, kata Menlu, diperlukan kerja sama antara setiap negara untuk menjalankan sejumlah fokus prioritas, yakni mengatasi pandemi, memitigasi dampak ekonomi dan melindungi warga negara.

Sebelumnya, Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memproyeksikan puncak kasus positif Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada awal Mei 2020 hingga awal Juni 2020. Tim pakar memprediksi estimasi pada masa puncak bisa mencapai hingga 95 ribu kasus positif Covid-19.

"Kami telah kaji dan kombinasikan semua prediksi dan kami percaya puncak dari pandemi di Indonesia ini akan mulai terjadi di antara awal Mei 2020 hingga sekitar awal Juni 2020. Kasus selama masa puncak ini kumulatif 95 ribu kasus," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (16/4).

Wiku mengatakan prediksi itu datang dari berbagai kajian yang dilakukan para ahli, dan lembaga ilmiah. Setelah masa puncak di awal Juni, kenaikan jumlah kasus positif akan mulai melandai.

Periode Juni hingga Juli 2020, kata Wiku, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 106 ribu kasus. Wiku mengemukakan pemerintah akan terus berupaya untuk memutus rantai penularan virus Corona baru agar jumlah kasus positif tidak mencapai angka yang diprediksikan.

"Bagaimanapun kita percaya angka ini bukan angka yang sudah rigid. Kami terus menerapkan berbagai kebijakan agar jumlah kasus positif bisa lebih rendah dari yang diproyeksikan," ujar Wiku.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement